TRIBUNNEWS.COM - Permasalahan tarif ojek online yang dianggap terlalu murah di Kota Jayapura, Papua belum selesai.
Pasca-sejumlah pengemudi ojek online menggeruduk kantor Maxim dan Grab di Jayapura seminggu yang lalu, kini sejumlah baliho bertuliskan penolakan ojek online dipasang di sejumlah pangkalan ojek.
Total ada 4 baliho penolakan yang dipasang, masing-masing baliho ditempatkan di pangkalan ojek BTN atas, pangkalan ojek Kamkey, pangkalan ojek Organda, dan pangkalan ojek Perumnas 4 Padang Bulan.
Keempat baliho yang dipasang berwarna kuning dan bertuliskan penolakan ojek online mengambil penumpang di wilayah tersebut.
Baca juga: Tarif Ojol Kerap Melonjak Saat Hujan, Industri Asuransi Lirik Pengguna Transportasi Online
Salah satu pengemudi ojol dari aplikasi Gojek, Dimas mengatakan baliho tersebut ditujukan untuk pengemudi ojek online dari aplikasi Maxim yang tarifnya dianggap sangat murah jika dibandingkan perusahaan lain.
"Jadi teman-teman pangkalan ini mereka bukan menolak kami ojol secara keseluruhan, tapi hanya menolak Maxim."
"Namun mereka tidak mau tulis satu brand, karena takutnya promosi, maka itulah ditulis ojol secara umum, yaitu Gojek, Grab, dan Maxim," ungkapnya, Sabtu (25/3/2023), dikutip dari TribunPapua.com.
Meski keberadaan Gojek tidak dilarang, namun baliho tersebut dianggap mengganggu ojol ketika mengambil penumpang.
Ia berharap permasalahan ini dapat segera diselesaikan agar tidak ada pihak yang dirugikan.
"Artinya kita harus bisa duduk bersama dengan teman-teman yang ada di pangkalan dan pihak kepolisian untuk mencari solusi, agar aktivitas mencari dapat berjalan kembali dengan lancar," paparnya.
Sementara itu, salah satu sopir di Bandara Sentani, Wahyu merasa keberadaan ojol semakin membuat pendapatan para sopir berkurang.
Baca juga: Realisasikan Harapan Komunitas, Komunitas Ojek Online Indonesia Perbaiki Basecamp Ojol di Depok
Menurutnya jumlah penumpang menjadi berkurang karena lebih memilih menggunakan aplikasi ojol, terlebih penumpang yang berasal dari luar Papua.
"Soal ini tidak perlu dipertanyakan lagi, karena sekarang pasti orang-orang mulai menggunakan aplikasi. Contohnya penumpang yang datang dari luar Papua, pasti mereka akan memakai aplikasi."
"Kecuali bagi mereka yang datang dari daerah pegunungan Papua yang mungkin masih bisa kita tangani," bebernya.