Laporan Wartawan Tribun Sultra Sugi Hartono
TRIBUNNEWS.COM, BOMBANA - Video ayah menganiaya anak kembali muncul di media sosial dan grup-grup WhatsApp.
Peristiwa diduga terjadi di halaman Sekolah MIS Desa Watumelomba Kecamatan Tontonuru Kabupeten Bombana, Sultra, Rabu (22/3/2023).
Terlihat seorang ayah mengunakan baju hitam topi dan celana terlihat memegang kayu diduga rotan dan memukuli anaknya.
Beberapa kali anaknya meminta maaf dan agar tidak dipukul.
Namun sang ayah bukannya kasihan atau menghentikan pukulannya.
Ia tetap memukul anaknya bertubi-tubi hingga anaknya menangis dan teriak.
Baca juga: Ayah David Beri Semangat Anaknya untuk Sembuh dan Menang di Meja Hijau Atas Kasus Penganiayaan
Hal tersebut diketahui setelah pihak kepolisian bersama TNI dan tokoh masyarakat mendatangi ayah anak tersebut.
Dalam pertemuan, ayah dan anak yang diketahui bernama Taming mengakui telah menganiaya anaknya bernama AS.
Ia pun mengaku salah dan telah mendatangani surat pernyataan untuk tak lagi melakukan penganiayaaan kepada anaknya tersebut.
Ayah tersebut memukul AS karena jengkel AS pergi dalam waktu yang lama.
Kondisi ini membuat panik orangtuanya.
Motif Penganiayaan
Namun dari hasil penyelidikan Polsek Poleang, terungkap motif seorang ayah di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) memukul anaknya hingga histeris.
Kapolsek Poleang, IPTU Bustaman mengatakan kejadian pemukulan tersebut dipicu karena sang ayah mendapatkan laporan dari guru anaknya.
Laporan tersebut mengenai kelakuan sang anak yang melakukan pengrusakan Kantor Sekolah MIS Watumelomba.
"Jadi anak ini kan sekolah di sana Kelas 4 SD," ujar IPTU Bustaman saat dikonfirmasi TribunnewsSultra.com, Rabu (29/3/2023).
"Ayahnya ini mendapat laporan dari gurunya terkait kelakuan anaknya yang menghambur buku-buku di sekolah tersebut sekaligus mengotori dinding sekolah dengan tinta suntikan printer," tambahnya.
Kata IPTU Bustaman, karena ditegur oleh guru, ayahnya merasa malu dan langsung mencari keberadaan sang anak.
"Kejadian pemukulannya itu di dekat halaman sekolah," tuturnya.
Akumulasi Kekesalan
Kata IPTU Bustaman, aksi pemukulan tersebut merupakan akumulasi kekesalan ayahnya terhadap sifat anaknya yang bandel dan nakal.
"Namanya anak-anak dia ini kan bandel, jadi akumulasi kekesalan itu dilampiaskan pada saat dipukul itu," tuturnya.
Kendati demikian, IPTU Bustaman tetap melakukan upaya persuasif kepada ayah korban untuk tak lagi memukuli anaknya.
Hal tersebut dituangkan dalam berita acara yang telah ditandatangani oleh ayah korban.
"Kita lakukan langkah persuasif jadi sudah aman," tuturnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Motif Ayah Pukul Anaknya Pakai Rotan hingga Histeris di Bombana Sulawesi Tenggara Diungkap Polisi