Mbah Slamet mengajak korbannya untuk ritual sebelum dibunuh di lahan pertanian miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Mbah Slamet mengaku ritual itu dimulai dari pukul 19.30 WIB.
Korbannya lalu diajak ke lokasi dari rumahnya sekira pukul 16.00 WIB.
"Kalau kemalaman takut. Jadi berangkatnya agak sorean."
"Prosesi ritual sekira satu jam. Ritualnya cuma ngobrol-ngobrol saja," ungkapnya kepada TribunJateng.com, Selasa.
Baca juga: Pembunuhan Berantai Mbah Slamet Dilakukan Sejak 2020, Pelaku Tidak Ingat Identitas 12 Korban
2. Beri Minuman yang Dicampur Obat
Mbah Slamet juga mengaku memberi korbannya minuman yang telah dicampuri obat potasium dan obat penenang.
Ia mengatakan, korban tidak bisa berbuat apapun setelah meminum minuman tersebut.
"Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa," katanya.
Mbah Slamet menjelaskan, obat yang dicampurkan ke minuman sangat ampuh mematikan korbannya.
Bahkan, kata dia, korban tidak berteriak setelah meminum air yang diberikan.
"Jadi korban dikubur setelah betul-betul mati."
"Kalau belum ya tidak bisa dikubur," papar Mbah Slamet.
Baca juga: Dua Korban Mbah Slamet Teridentifikasi sebagai Paryanto & Mulyadi, Mulyadi Dikubur Bersama Pacarnya
3. Mbah Slamet Terlilit Utang