Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkap detik-detik penangkapan anggota terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di wilayah Lampung yang diwarnai baku tembak.
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan operasi penangkapan tersebut dilakukan selama dua hari pada Selasa (11/4/2023) dan Rabu (12/4/2023).
Baca juga: Baku Tembak Warnai Penangkapan Teroris di Lampung, 1 Anggota Densus 88 Tertembak
Awalnya, penangkapan dilakukan di Kabupaten Mesuji, Lampung terhadap terduga teroris berinisial PS alias JA.
Setelah dilakukan pengembangan, didapat lagi satu terduga teroris lainnya berinisial N alias BA alias SA. Dia tewas setelah melalukan perlawanan saat hendak ditangkap.
Baca juga: Kronologi Dua Terduga Teroris Tewas dalam Penyergapan, Anggota Densus 88 Alami Luka Tembak
"Atas nama inisial N alias BA alias SA telah dilakukan tindakan tegas dan terukur sehingga mengakibatkan tersangka meninggal dunia," jelasnya dalam konferensi pers, Kamis (13/4/2023).
Dalam kontak tembak tersebut, Aswin menyebut salah satu anggota Densus 88 mengalami luka tembak serius pada paha sebelah kanan dan tengah menjalani perawatan intensif.
Selanjutnya, Aswin menuturkan operasi penangkapan bergeser pada Rabu (13/4/2023) malam, di Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Dalam operasi tersebut, Aswin mengatakan pihaknya berhasil menangkap 4 tersangka teroris lainnya yang berinisial H alias NB, AM, KI alias AS, ZK.
Namun, satu teroris berinisial ZK juga tewas karena diberi tindakan tegas terukur yang juga melalukan perlawanan saat ditangkap.
Adapun barang bukti yang turut disita dalam penangkapan tersebut diantaranya berupa 1 senjata api M16 yang digunakan untuk melawan petugas, 1 senjata api Revolver, 3 senapan angin PCP, senjata rakitan berjenis Thompson, dan ratusan amunisi.
Baca juga: Densus 88 Tangkap 6 Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah di Lampung, Ini Identitasnya
"Kemudian di bengkel juga ada banyak sekali bahan yang diduga untuk pembuatan senjata rakitan. Kemudian bersama beberapa dokumen atau catatan lain yang dikumpulkan penyidik dari tempat persembunyian mereka," tuturnya.