"Setelah anak korban yang perempuan ini mengecek ke belakang rumah, dia melihat ada gundukan tanah. Mungkin takut juga mau mengecek sendiri, akhirnya meminta tolong ke tetangga sekitar rumah termasuk ke saya."
"Tapi kami juga tidak berani karena adiknya (terduga pelaku—Red) ini sedang kumat. Posisinya si terduga pelaku ada di dalam rumah," ungkap Sunadi kepada Tribun Jateng.
Kemudian warga melapor ke perangkat desa, yang dilanjutkan dengan laporan ke Polsek setempat.
Setelah polisi datang ke lokasi kejadian, baru dilakukan pengecekan pada gundukan tanah tersebut di belakang rumah korban tersebut.
Rupanya, gundukan tanah tersebut berisi mayat korban.
"Terduga pelaku saat penemuan mayat ada di dalam rumah. Sehari-hari korban dan terduga pelaku tinggal hanya bardua di rumah."
"Karena korban ini diajak tinggal bersama anaknya yang perempuan tidak mau, alasannya ingin menemani terduga pelaku yang mengalami gangguan jiwa," jelasnya.
Dia menambahkan, terduga pelaku sering kambuh dan ketika kambuh penyakit kejiwaannya maka mengancam ingin membunuh sang ibu.
Kesempatan terpisah, Kapolsek Pangkah, AKP Sunyarni menjelaskan, ia mendapat laporan dari sekretaris Desa Curug, pada pukul 12.30, bahwa ada peristiwa ibu kandung dibunuh anaknya sendiri.
Mendapati laporan tersebut, Kapolsek bersama anggota langsung menuju tempat kejadian perkara dan melakukan pengecekan karena dilaporkan ada gundukan tanah di belakang rumah yang terdapat mayat korban.
Bersama Kanit Reskrim, Kanit Intel dan anggota lainnya, Kapolsek Pangkah langsung ke TKP gundukan tanah dan membongkar kemudian ditemukan mayat yang dipastikan adalah sang ibu atau korban.
Kondisi mayat saat ditemukan terbungkus waring bewarna putih, dan dikubur dalam tanah.
Terkait waktu pembunuhan, Sunyarni menyebut, belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan pada Rabu (26/4) malam.
Karena pada Kamis pukul 07.00, korban sudah tidak ditemukan.