RIBUNNEWS.COM LEBAK - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi Museum Multatuli di Jalan Alun-alun No.8, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (29/4/2023).
Dalam kunjungannya, bakal calon presiden atau Capres dari PDIP tersebut didamping kader partai berlogo kepala banteng moncong putih, Rano Karno.
Sejumlah pengurus DPP dan DPC PDIP di Banten pun turut hadir mendampingi Ganjar.
Kehadiran Ganjar Pranowo ke Museum Multatuli untuk melihat kisah perjuangan sastrawan Belanda, Eduard Douwes Dekker atau Multatuli yang mengkritik perlakuan buruk penjajah atas masyarakat Indonesia di Banten.
"Bagaimana, nilai-nilai Museum Multatuli menjadikan awal mula perjuangan," kata Ganjar saat berada di Museum Multatuli, Sabtu (29/4/2023).
Selain itu, Ganjar juga mempelajari perjuangan Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno atau Bung Karno yang turut terekam dalam museum tersebut.
Baca juga: Wacana Duet Ganjar-Sandi di Pilpres Disebut Cocok Layaknya Kombinasi Bung Karno dan Bung Hatta
Museum Multatuli adalah bangunan yang meninggalkan jejak antikolonialisme dan sejarah masyarakat Banten melawan penjajahan.
Ganjar menjelaskan, pada tahun 1957 silam, Bung Karno memberikan orasi kepada masyarakat Banten di Lapangan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
Kala itu Bung Karno membakar semangat persatuan masyarakat dalam bingkai Demokrasi Terpimpin.
Saat itu, kata Ganjar, Bung Karno menunjukkan wajah seorang pemimpin dengan gagasan yang mempersatukan. Ganjar pun membayangkan bagaimana Bung Karno mempersatukan pemikiran dan ide-ide masyarakat Banten yang kala itu berbeda.
Baca juga: SMRC: Elektabilitas Ganjar Pranowo Alami Kenaikan pada Pemilih Kritis Setelah Jadi Bakal Capres PDIP
“Maka 57 saja pasca merdeka terjadi situasi yang naik turun setelah Indonesia lahir itu. Orang pasti kepingin kelompok kami lebih dulu, orang pasti kepingin interest kami lebih dulu yang kalau kemudian itu tidak terkelola dengan baik, maka pasti terjadi cakar-cakaran,” kata Ganjar.
Ganjar menjelaskan, pada orasinya Bung Karno memaparkan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kehidupan.
Dengan nilai-nilai tersebut, kata Ganjar, Bung Karno menciptakan hubungan berwarganegara yang baik antar masyarakat.
Baca juga: Masinton: Kami Ikut Puan Maharani Sukseskan Ganjar di 2024
“Maka betapa pentingnya persatuan itu menurut Bung Karno hari ini juga dibutuhkan. Jadi jangan sampai kita tercabik-cabik karena kita diadu domba, kita belajar dulu sejarah ada politik devide et impera, antar golongan, antar suku, antar agama, diadu-adu, jangan,” kata Ganjar.
Lewat perjuangan Bung Karno dalam mewujudkan persatuan Indonesia itu, Ganjar berharap peran serta masyarakat serta pemuda-pemudi bangsa semakin ‘kencang’ di masa modern seperti saat ini.
Ganjar juga berharap, berbagai perbedaan di antara masyarakat menjadi jembatan persatuan.
“Kita itu Indonesia, lahirnya Bhineka Tunggal Ika. Jadi memang kita berbeda, sunnatullah-nya begitu, kita berbeda. Lahirnya juga seperti itu. Tapi kalau kita berbeda itu kekayaan, itu dipersatukan,” kata Ganjar.
Dalam safari politiknya ke wilayah Banten, Ganjar juga menghadiri halal bi halal dan siltaurahmi bersama ribuan ulama beserta pimpinan pondok pesantren di Kabupaten Lebak, Banten.
Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Museum Multatuli Lebak di Mata Ganjar Pranowo: Nilai-nilainya Dijadikan Awal Mula Perjuangan