TRIBUNNEWS.COM - Pihak kepolisan mengungkapkan motif pelaku pembunuhan dan mutilasi di Jalan Mulawarman Raya, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar mengatakan, bahwa motif dari pelaku pembunuhan tersebut didasari oleh rasa dendam.
"Dari hasil keterangan yang disampaikan, motif atau alasan yang bersangkutan untuk melakukan ini didasari oleh rasa sakit hati dan dendam," ungkapnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (11/5/2023).
Anwar menuturkan, pelaku sebelumnya mendapat kekerasan fisik oleh korban saat bekerja.
"Karena beberapa waktu belakangan sering mendapatkan tindakan kekerasan fisik dari korban," ujarnya.
Perbuatan korban kemudian membuat pelaku ingin balas dendam hingga merencanakan pembunuhan.
Baca juga: Husen Mutilasi Hidup-hidup Bos Galon Semarang, Dengar Suara Nafas Korban sebelum Eksekusi
Diberitakan sebelumnya, warga Kota Semarang, digemparkan dengan penemuan mayat dalam kondisi mengenaskan.
Mayat tersebut ditemukan di tempat usaha isi ulang galon dan gas.
Korban yang bernama Irwan Hutagalung ditemukan tewas dengan kondisi tubuh dan kaki dicor.
Sementara, kepala dan kedua tangan korban dimutilasi.
Sedangkan pelaku pembunuhan itu diketahui merupakan seorang karyawan Irwan bernama Husen.
Usai membunuh, Husen mengambil sejumlah uang milik korban.
Husen pun mengaku uang yang diambilnya itu digunakan untuk bersenang-senang.
"Yang diambil Rp 7 juta, buat senang-senang," ujar Husein saat dimintai keterangan oleh polisi, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (11/5/2023).
Pelaku Akui Tak Menyesal
Usai menjadi pelaku pembunuhan, Muhammad Husen (28) mengaku tak menyesal telah memutilasi dan mengecor mayat bosnya.
Hal itu diungkapkan oleh Husen saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Rabu (10/5/2023).
Pelaku tersebut mengaku puas setelah membunuh bos usaha air galon isi ulang itu.
Dirinya pun menyebut kerap dipukul hingga dicaci maki oleh bosnya hingga timbul rasa dendam.
"Saya merasa sakit hati, saya sering dipukuli. Karena setiap ada kesalahan kecil pasti dia main tangan," kata Husen
"Saya potong kepalanya karena sering memaki saya, mau motong mulut susah, potong tangan karena buat mukul saya, puas nggak nyesel. Dendam saya sudah terlampiaskan," imbuhnya.
Baca juga: Pengakuan Husen Pelaku Mutilasi Bos Galon Semarang: Beli Makan, Rokok, hingga Sewa PSK usai Membunuh
Ia mengaku membunuh korban saat tertidur lelap pada Kamis (4/5/2023) malam sekitar pukul 20.00-21.30 WIB.
Saat korban tengah tertidur di tempat usaha tersebut, Husen langsung menyerang korban dengan dua kali tusukan.
"Saya tusuk di bagian pipi sebelah kanan dengan linggis terus pindah ke sebelah kiri," ujarnya.
Setelah menusuk korban, Husen sempat keluar untuk minum kopi di angkringan dekat lokasi kejadian.
Psikolog Sebut Pelaku Dikuasai oleh Dendam
Terkait kasus mutilasi tersebut, Psikolog Probowati Tjondronegoro memberikan tanggapan.
Probowati menyebut pelaku tidak mengalami gangguan jiwa.
Namun, menurut Probowati, pelaku dikuasai dendam dan berani melakukan aksinya hingga memutilasi korban.
"Pelaku tidak alami gangguan jiwa, dia orang waras yang tidak bisa mengendalikan emosi dan perilakunya yang dikuasi oleh dendam," katanya, Rabu (10/5/2023).
Baca juga: Husen Mutilasi Hidup-hidup Bos Galon Semarang, Dengar Suara Nafas Korban sebelum Eksekusi
Menurutnya, pelaku diduga mengalami kebencian yang menumpuk tetapi tidak berani melawan.
Sewaktu kebencian itu memuncak, pelaku lalu merencanakan tindakan tersebut.
"Pelaku merencanakan, mencari celah, dan memiliki niat membalas sehingga dia tega memotong atau memutilasi yang membuatnya sakit atau biasa saja dia memiliki keyakinan lain yang kita tidak tahu," terangnya.
"Dalam proses tindakan tersebut, pelaku tampak bukan profesional sehingga tidak rapi seperti saat melakukan pengecoran terhadap korban," tambahnya.
(Tribunnews.com/Ifan/Milani Resti Dilanggi/Muhammad Renald Shiftanto)