Ponsel korban juga disita dan para pelaku akan mengawasi penuh kegiatan korban.
"Modus sekapnya, para korban ini HP diamankan, kalau keluar (mes) dikawal, ada yang jaga," terangnya pada Senin (21/11/2022) dikutip dari TribunJatim.com.
Selain penyekapan, polisi menemukan adanya fakta jika ada penganiayaan yang dilakukan oleh pelaku.
Pelaku akan melakukan kekerasan ke korban apabila melanggar aturan yang ada.
"Untuk penganiayaan, ada. Betul (karena ada yang kabur lalu dianiaya)," tambahnya.
Bisnis prostitusi ini dijalankan dengan menggunakan dua lokasi yakni ruko dan rumah.
Ruko digunakan sebagai tempat lokalisasi disulap menjadi warung kopi agar tidak mencurigakan sementara dua rumah di perumahan digunakan sebagai tempat tinggal para korban.
Para pelaku telah menjalankan bisnis prostitusi ini selama setahun.
Sementara itu, Satpam Komplek Ruko Gempol City Walk, Handoko mengatakan jika ia tidak mengetahui keberadaan warkop yang menjadi tempat prostitusi karena terlihat seperti warkop seperti biasanya.
Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Hendra Eko Triyulianto menjelaskan cara pelaku dapat mempekerjakan para korban.
Pelaku membuka info lowongan kerja di media sosial sebagai pelayan kafe dan dijanjikan gaji tinggi.
Karena info lowongan kerja yang menarik inilah para korban melamar dan dipekerjakan.
"Dari medsos nawari kerja di kafe dengan gaji tinggi," ujarnya pada Minggu (20/11/2022) dikutip dari TribunJatim.com.
Para korban dijebak dan dipekerjakan sebagai pelayan warkop yang melayani pria hidung belang.