Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Sukabumi, Dian Herdiansyah
TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa SD di Sukabumi, Jawa Barat berinisial MHD (9) diduga meninggal karena dianiaya kakak kelasnya.
Polres Sukabumi telah melakukan sejumlah proses penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian MHD.
Sejumlah anggota keluarga korban, pihak sekolah dan beberapa saksi lain telah diperiksa.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Yanto Sudiarto mengatakan total sudah ada 6 saksi yang diperiksa dalam kasus ini.
Baca juga: Sebelum Meninggal Dunia, Bocah SD di Sukabumi Sempat Sebutkan Nama Kakak Kelas yang Mengeroyoknya
AKP Yanto Sudiarto tidak menyebutkan dengan terperinci siapa dan jabatan yang diperiksa sebagai saksi oleh penyidik.
"Sampai saat ini baru enam saksi, yaitu dari pihak keluarga dan pihak sekolah," ujarnya, Minggu (21/5/2023).
Selain enam saksi, pihaknya juga mencari keterangan dan mencari bukti pendukung sekaligus meminta hasil visum dari rumah sakit.
"Sampai saat ini hasil visum belum ada. Namun kami sudah mengirimkan surat permohonan kepada pihak rumah sakit," tuturnya.
Dari pemeriksaan saksi dari pihak keluarga dan pihak sekolah, penyidik belum bisa memastikan dugaan pengeroyokan yang menyebabkan MHD meninggal.
"Kami akan terus melakukan pemeriksaan dan penyelidikan untuk segera mengungkapnya," ucap Yanto.
Sebelumnya, kakek korban, MY (52), mengatakan, nama salah satu terduga pelaku inisial AZ disebutkan saat suara cucunya akan menghilang akibat luka yang dialami korban.
Baca juga: Bocah Kelas 2 SD di Sukabumi Tewas Dikeroyok Kakak Kelas
"Ketika ditanya siapa yang melakukannya (penganiayaan), korban hanya bilang oleh inisial AZ. Namun itu tidak berlanjut karena suara korban sudah tidak ada," ujarnya, Sabtu (20/05/2023).
"Sedangkan seteleh dicek di sekolahnya, ada 4 orang namanya disebutkan (sama)," tutur MY.
Pihak keluarga pun meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah dan orang tua pelaku.
Mengingat peristiwa yang menimpa korban terjadi saat berlangsungnya pembelajaran di sekolah.
"Harapan dari kami sebagai keluarga, minta dituntaskan siapa pelaku yang sebenarnya, dan minta pertanggungjawaban dari keluarganya (pelaku) dan tanggungjawab sekolah," kata MY.