TRIBUNNEWS.COM - Seorang bayi laki-laki di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan mengandung janin.
Janin yang berada dalam perut itu baru diketahui sekitar satu bulan setelah bayi dilahirkan.
Pada akhirnya, si bayi dioperasi untuk mengangkat janin tersebut.
Sementara dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan janin dalam janin atau fetus in fetu.
Berikut fakta-fakta bayi laki-laki mengandung janin di Kota Kupang dihimpun Tribunnews.com, Senin (29/5/2023):
Baca juga: Korban Praktik Aborsi di Jaktim Harus Periksa Umur Janin, Eksekusi dengan Cara Divakum
Kronologi penemuan
Dihimpun dari Kompas.com, semua bermula saat bayi laki-laki tersebut dilahirkan pada 18 April 2023 lalu.
Ibu bayi melahirkan secara operasi caesar di tempat bersalin di Kabupaten Rote Ndao.
Kemudian sekitar 37 hari kemudian, si bayi mengalami gangguan kesehatan.
Ditemukan benjolan dalam perut bayi yang menganggu buang air besar (BAB).
Petugas medis yang memeriksa bayi awalnya menduga benjolan merupakan tumor.
Namun, setelah di-USG, baru diketahui benjolan merupakan janin.
Bayi selanjutnya dilarikan ke RSU WZ Johannes Kupang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Baca juga: Sosok Dokter Gigi I Ketut AW, Lakukan Aborsi ke 1.338 Pasien, Mengaku Belajar Secara Autodidak
Penjelasan pihak RS
Wakil Direktur Pelayanan RSU WZ Johannes Kupang, Stef Soka, membenarkan penemuan janin dalam perut bayi.
Ia membeberkan, janin tersebut sudah terbentuk tulang belakang, kaki, dan tangan.
"Tim dokter menyimpulkan sebagai fetus in fetu atau adanya janin di dalam perut bayi tersebut," kata Stef, dikutip dari Kompas.com.
Stef melanjutkan penjelasannya, tim dokter lalu bertemu dengan keluarga bayi.
Kedua belah pihak berdiskusi terkait penangan si bayi.
Pada akhirnya, keluarga setuju untuk dilakuan operasi.
Tindakan medis itu guna mengangkat janin dalam perut si bayi.
Operasi dilaksanakan pada Kamis (25/5/2023) kemarin.
Dokter dari berbagai bidang, seperti Dokter Spesialis Bedah Anak, Dokter Umum, Dokter Spesialis Anastesi, Perawat Ruang NICU, Penata Anastesi, turut dilibatkan.
Hasilnya, operasi berjalan lancar.
Kini si bayi masih dalam kondisi pemulihan dan dipantau ketat oleh tim dokter RSU WZ Johannes Kupang.
"Kita berharap, kondisi bayi segera pulih dan kembali normal dalam tahap tumbuh kembang si bayi," ujar Stef.
Baca juga: Berawal dari Penemuan Jasad Bayi di Kamar Kos, Kasus Aborsi 7 Janin oleh Pasangan Kekasih Terungkap
Kasus langka
Stef mengatakan, apa yang dialami si bayi dalam istilah medisnya disebut sebagai janin dalam janin atau fetus in fetus.
Menurutnya, kondisi tersebut sangat langka di Indonesia.
Kasus janin dalam janin baru ditemukan di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
"Tim dokter menyimpulkan sebagai fetus in fetu atau adanya janin di dalam perut bayi tersebut," tegas Stef.
Dikutip dari situs National Library of Medicine milik Pemerintahan Amerika Serikat, jumlah kasus fetus in fetu hanya 1 : 500.000 kelahiran.
Di dunia, kurang dari 100 kasus yang dilaporkan.
Fetus in fetu sendiri dideskripsikan sebagai kondisi langka di mana satu janin yang cacat atau tidak sempurna terbungkus dalam tubuh kembarannya.
Pada masa kehamilan, janin tersebut tidak mendapatkan aliran darah dan nutrisi dari ibunya.
Sehingga janin tidak berkembang dan mati.
Fetus in fetu juga memiliki gejala yang dialami oleh bayi yang di dalam perutnya ada janin.
National Library of Medicine menyebut gejalanya mulai dari distensi abdomen, emesis, ikterus, efek tekanan pada sistem ginjal, dan dispnea.
Untuk penanganan kasus fetus in fetu harus melalui tindakan operasi.
Sebelumnya, perlu dilakukan CT scan guna mengetahui kondisi si bayi dan kapan tindakan operasi bisa dilakukan.
Dari kasus fetus in fetu yang dilaporkan, janin yang diangkat memiliki berat antara 13 - 2000 gram.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere)