News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pasien RSU Negara Meninggal Dunia, Dianogsa Pembanding Mengarah Suspek Rabies

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mayat -Pasien asal Banjar Pangkung Medahan, Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali berusia 53 tahun meninggal dunia dengan didiagnosa infeksi otak dan diagnosa pembanding mengarah ke suspek rabies di RSU Negara, Selasa (30/5/2023) kemarin.

Laporan Wartawan Tribun Bali I Made Prasetia Aryawan

TRIBUNNEWS.COM, BALI  - Pasien di RSU Negara berusia 53 tahun meninggal dunia dengan didiagnosa infeksi otak dan diagnosa pembanding mengarah ke suspek rabies, Selasa (30/5/2023) kemarin.

Penelusuran Dinas Kesehatan Jembrana, pihak keluarga menegaskan yang bersangkutan tak pernah ada riwayat gigitan anjing.

Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr Made Dwipayana menuturkan, pasien laki-laki asal Kecamatan Pekutatan tersebut awalnya dirawat di Puskesmas I Pekutatan dengan keluhan suspek ileus (sakit perut) dan hidertensi.

Sehari kemudian, pasien yang merupakan warga Banjar Pangkung Medahan, Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali dirujuk menuju RSU Negara, Selasa 30 Mei 2023 pagi kemarin.

"Awalnya masuk puskesmas karena sakit perut, kemudian dirujuk ke RSU Negara.

Setelah pemeriksaan dan perawatan diduga karena gangguan pada lambung. Tapi, ternyata muncul gejala hidrofobia (takut dengan air) serta kejang-kejang," tuturnya.

Baca juga: Sebelum Meninggal Balita Korban Gigitan Anjing Rabies Mengeluh Badannya Panas, Mual dan Muntah

Setelah mendapati munculnya gejala takut dengan air tersebut, pihak Puskesmas I Pekutatan kemudian menelusuri dengan meminta keterangan pihak keluarga.

Pihak keluarga menyatakan, dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini, pasien meninggal dunia tersebut tak pernah digigit anjing. 

"Pasien didagnosa radang otak dengan diagnosa pembanding atau salah satu kemungkinannya ke suspek rabies. Karena gejalanya sama. Tapi penyebabnya yang belum diketahui pasti," ungkapnya.

 Disinggung mengenai penyaluran virus karena pasien tersebut tak pernah digigit anjing, mantan Direktur RSU Negara ini menyatakan hal itu yang masih ditelusuri.

Pihak keluarga menegaskan yang bersangkutan tak pernah ada riwayat gigitan anjing atau HPR lain.

Pihaknya akan melakukan penelusuran kembali, terkait riwayat yang pernah dialami warga meninggal dunia tersebut. Untuk sementara, pasien didiagnosa infeksi otak. 

"Hingga saat ini pasien didiagnosa infeksi otak. Tapi kita tidak berani menyatakan bahwa itu suspek rabies, karena tidak ada riwayat gigitan HPR baik gigitan anjing, maupun gigitan kucing dan lainnya," tandasnya.  (*)
 
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Warga Pekutatan Meninggal Dunia Diduga Suspek Rabies, Namun Tak Ada Riwayat Gigitan Anjing

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini