TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan warga Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, memadati Lapangan Ciawi, Cikeruh, Sumedang Jalan Kolonel Ahmad Syam Kamis (1/6/2023), dalam rangka merayakan Hari Lahir (harlah) Pancasila 2023.

Pada peringatan Harlah Pancasila kali ini mengangkat tema khusus, “Trisakti Bung Karno” yakni berdalaulat dalam politik, mandiri dalam ekonomi dan berkepribadian dalam sosial budaya. 

Acara yang diinisiasi Yayasan Sukma Sejati makin meriah karena juga menyelenggarakan gelaran Seni Budaya dan Festival Jajanan Sumedang.

Tokoh Muda Nasional Maruarar Sirait secara khusus menghadiri acara. Pengusaha Nasional yang juga alumni UNPAR ini didampingi istri Shinta Triastuti.

Acara Harlah Pancasila 2023 dimeriahkan penampilan dari Sanggar Naisunda Subang binaan Aditiarini Napitupulu, Sanggar Ciung Warana, Sumedang arahan Haji Sisanto Davis dan Sanggar Sunda Rancage Majalengka. 

Sebelumnya, pada siang sekitar pukul 13.00 diselenggarakan arak-arakan dengan menampilkan sebanyak 130 Barong. 

Menurut Niko Rinaldo arak-arakan ini merupakan pegelaran terbesar kedua arakan Barong di Jawa Barat setelah sebelumnya pernah menampilkan 300 Barong. 

Niko yang juga Ketua Panitia mengatakan acara ini digelar untuk mengapresiasi seni dan budaya Sunda yang bertepatan peringatan Harlah Pancasila 2023 sekaligus rangkaian bulan Bung Karno.

“Tadi sudah dilakukan arak-arakan 130 Barong tepat pukul 13.00 yang di sambut meriah warga kecamatan Jatinangor, Sumedang,” ungkapnya.

Baca juga: Ahmad Basarah: Peringatan Hari Lahir Pancasila adalah Kebijakan Negara Lintas Rezim

Ditambahkan Niko, bahwa Yayasan Sukma Sejati sebagai penyelenggara, sangat menghargai dan melestarikan seni budaya Sunda, Jawa Barat.

“Kita merdeka berkesenian dan merdeka budaya. Bulan Juni bulan rangkain Bung Karno. Ada tiga peristiwa penting 1 Juni Harlah Pancasila, 6 Juni lahir Bung Karno dan 21 Juni wafatnya Bung Karno maka dikatakan rangkaian bulan Bung Karno,” ujarnya.

Rusanto Joko Prakoso yang juga sekretaris pantia mengatakan bahwa menyampaikan terimakasih atas dukungan dan kedatangan Ara Sirait dan Shinta Triastuti.

“Meski Bang Ara berasal dari suku Batak tapi beliau sangat peduli dengan seni dan budaya Sunda, Jawa Barat. Hidup seni budaya Sunda. Hidup Jatinangor, Sumedang, Majalengka dan Subang,” ujarnya.

Seentara itu Dahlan seorang pedagang makanan tradisonal Sunda (pelaku UKM) yang juga yang menjadi peserta festival jajanan mengatakan sangat senang sekali bisa berpartisipasi di acara Harlah Pancasila digelar di Lapangan Ciawi. 

Menurutnya, selain menambah pendapatan dengan ramai pembeli, berkesempatan menyaksikan seni dan budaya Sunda yaang sangat menarik. 

“Terima kasih acara ini bagus sekali untuk melestarikan budaya. Terima kasih buat penyelenggara,” ujarnya.

Hal yang sama disampaikan Ibu Dedeh yang sangaja datang sejak dari siang menyaksikan acara.

“Senang pisan, bisa menyaksikan seni dan budaya Sunda. Jarang-jarang bisa menyaksikan penampilan Sanggar dari Sumedang, Majalengka dan Subang yang sudah berprestasi tingkat lokal, nasional dan internasional," katanya.

Di kesempatan itu diberikan penghargaan kepada 3 seniman hebat asal Jawa Barat yakni Ayi Ruhyat (57) dari Subang, Sukarta Majalengka (80) dan Zaenal Mutaqin (51) dari Jatinangor, Sumedang.