"Padahal sebenarnya kami bisa saja berangkat dari Thailand dengan pesawat, lebih santai.
Tetapi dengan ritual Thudong ini, rasanya beda sekali, apalagi kami bawa misi toleransi dan perdamaian," kata dia masih dikutip dari TribunJogja.com.
Baca juga: Ketika Ganjar Sapa 32 Biksu Thudong yang Beristirahat di Musala: Ini Cerminan Keramahan Indonesia
Bhante Kanthadammo kemudian membeberkan rencana untuk tahun 2024.
Biksu Thudong rencananya akan kembali melakukan perjalan dengan jalan kaki.
Bahkan siap menempuh perjalan lebih jauh lagi.
"Kami berencana akan melakukan perjalanan lagi, jaraknya lebih jauh dan pesertanya juga lebih banyak," tuturnya.
Perjalan yang luar biasa, berakhir tangis kebahagian
Bagi Bhante Kanthadammo, ia menilai perjalan spiritual ini merupakan hal luar biasa.
Terlebih karena sambutan masyarakat Indonesia dari berbagai daerah yang dilewati rombongan.
"Kemarin, sama hari ini sama-sama luar biasa, luar biasa terus untuk di Indonesia luar biasa.
Ternyata antusias warga masyarakat non Buddhis itu sangat sungguh luar biasa," paparnya.
Bhante Kanthadammo kemudian menceritakan momen detik-detik saat rombongan Biksu Thudong tiba di Candi Borobudur.
Baca juga: 32 Biksu yang Jalani Ritual Thudong akan Tiba di Kota Magelang 30 Mei 2023 Mendatang
Ia mengaku melihat para biksu menangis bahagia.
"Sebagai Bikhu Dutanga yang punya tekad sampai akhir finis."
"Mereka semua menangis, tetapi bukan menangis sedih, tetapi senang dan bahagia," tutupnya.
Informasi tambahan, perjalan spiritual ini diikuti oleh 40 orang.
Namun banyak yang gugur karena segala macam hal, akhirnya tinggal 35 orang, dengan rincian 33 bikhu dan 2 umat.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)