TRIBUNNEWS.COM - Berikut berita populer regional Tribunnews.com selama 24 jam terakhir.
Wanita di Ambon dirudapaksa dua oknum polisi lalu dianiaya setelah lapor ke polisi.
Lalu, cerita Sukasno, pemilik sapi yang batal dibeli Presiden Jokowi karena bobotnya kurang dari 1 ton.
Kemudian, siswi SMP di Subang alami pendarahan hebat setelah dirudapaksa tiga temannya.
Selanjutnya, dua dosen Universitas Negeri Padang (UNP) terindikasi LGBT.
Berita lain, rumah ibadah di Solo disegel warga hanya berjarak 1,7 kilometer dari rumah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: Wanita 39 Tahun Jadi Korban Kekerasan Seksual 2 Oknum Polisi di Ambon, Korban juga Dianiaya
Dihimpun Tribunnews.com, Kamis (22/6/2023), berikut 5 berita populer regional selama 24 jam terakhir:
1. Wanita di Ambon Dirudapaksa 2 Oknum Polri lalu Dianiaya usai Lapor ke Polisi, Kini Jadi Tersangka
Wanita di Ambon berinisial MS (39) dirudapaksa dan dianiaya oleh dua oknum polisi, Bripka SN dan Briptu RS.
Kini kedua oknum tersebut telah ditetapkan menjadi tersangka seusai diperiksa oleh Propam Polda Maluku.
"Iya kemarin keduanya sudah kami periksa selama empat jam dan langsung menetapkan Bripka SN dan Briptu RS ujar Ucap Dirkrimum Polda Maluku, Kombes Pol Andri Iskandar, Rabu (21/6/2023) dikutip dari Tribun Ambon.
Setelah menjadi tersangka, Bripka SN dan Briptu RS sudah menjadi tahanan di rutan Polda Maluku.
Andri menjelaskan kedua oknum polisi tersebut disangkakan dengan pasal 285 KUHP tentang perkosaan dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
2. Cerita Sukasno, Pemilik Sapi yang Batal Dibeli Jokowi, Bobot Kurang, Sebut Kini Ekornya Jadi Cacat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membatalkan pembelian sapi milik Sukasno (69), warga Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Alasan pembatalan itu lantaran bobot sapi milik Sukasno tidak mencapai 1 ton, yakni hanya 810 kilogram.
Melansir TribunSolo.com, Sukasno mengaku pembatalan pembelian sapi itu dilakukan secara mendadak.
"Saya mendapat kabar mendadak, Presiden RI batal beli sapi saya."
"Alasannya dari Setpres itu katanya (Sapinya) kurang besar, yang dicari yang satu ton lebih," katanya, Selasa (20/6/2023).
3. Dirudapaksa 3 Temannya, Siswi SMP di Subang Alami Pendarahan Hebat, Harus Transfusi Darah Tiap Hari
Nasib memilukan dialami siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) berinisial L (14) di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Ia menjadi korban rudapaksa yang dilakukan oleh tiga temannya pada 18 Mei 2023.
Akibat perbuataan bejat ketiga pelaku itu, kini kondisi korban sangat memprihatinkan.
L harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang karena mengalami pendarahan hebat.
Bahkan, korban harus menjalani tranfusi darah setiap hari.
Baca juga: Pilu Nasib Siswi SMP Korban Rudapaksa Tiga Pria, Alami Pendarahan Hebat hingga Harus Transfusi Darah
4. Fakta 2 Dosen UNP Terindikasi LGBT, Diadukan oleh Oknum Terdekat soal Isi Flashdisk hingga Dipecat
Kasus dua dosen di Universitas Negeri Padang (UNP) yang terindikasi mengalami penyimpangan orientasi seksual yang dikenal dengan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) menjadi perhatian publik.
Kedua dosen laki-laki tersebut telah diberi sanksi oleh pihak kampus lantaran terbukti sebagai penyuka sesama jenis.
Satu dosen yang terlibat berstatus PNS diberi sanksi skorsing atau nonaktif selama enam bulan dari kegiatan akademik di UNP.
Sementara, satu dosen lainnya berstatus non PNS langsung dipecat oleh pihak kampus.
Kasus ini terungkap lantaran adanya aduan dari orang terdekat salah satu oknum tersebut.
5. Fakta Rumah Ibadah di Solo Disegel Warga, Berjarak 1,7 Km dari Rumah Gibran, Polisi Lakukan Mediasi
Sebuah rumah di Solo, Jawa Tengah sempat disegel dan dipasang sepanduk penolakan karena dijadikan rumah ibadah pada Minggu (18/6/2023).
Penyegelan dilakukan oleh sekelompok orang, tapi kini spanduk penolakan telah dicopot.
Rumah yang terletak di RT 03 RW 01 Banyuanyar, Solo digunakan oleh jemaat dari GKJ Nusukan untuk beribadah.
Lokasi rumah tersebut hanya berjarak 1,7 km dari rumah Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming.
Salah satu pengurus rumah ibadah berinisial EP melaporkan kejadian tersebut ke Balai Kota Solo pada Minggu kemarin.
(Tribunnews.com)