"Rabies itu sebetulnya tidak peningkatan kasus justru penurunan ada. Tadi sudah saya sampaikan di sidang pansus rabies pada tahun 2022 sebanyak 39 ribu sekian kasus gigitan sedangkan tahun ini hanya 19 ribu itu setengahnya sudah menurun," jelasnya.
Ia juga menuturkan, ada sebanyak 690 anjing yang terinfeksi rabes, sedangkan untuk 2023 ini 285 kasus.
Wayan Sunada menambahkan, ada 22 kasus pasien rabies di tahun 2022 yang meninggal.
Lalu dari awal hingga pertengahan tahun ini, telah ditemukan empat kasus, satu kasus di antaranya sempat viral.
Baca juga: Penjelasan Dokter Jika Anak Tergigit, Apakah Rabies Bisa Bertahan Sampai Dewasa?
Disinggung soal vaksin rabies, pihaknya mengklaim vaksin tersebut sudah mencukupi untuk stok tahun ini.
"Jadi vaksin kita cukup untuk tahun ini," imbuhnya.
Wayan Sudana juga mengaku ada kesulitan untuk mengedukasi masyarakat dalam memelihara anjing.
Banyak masyarakat yang membebasliarkan anjing mereka, sehingga bisa membuat mudah tertular rabies dari anjing liar.
"Kendala kita adalah kesulitan kita untuk mengedukasi masyarakat kita di dalam memelihara anjing,"
"Anjing itu dibebas liarkan sama mereka jadi kalau dibebas liarkan dia akan cepat sekali terinfeksi dengan anjing liar yang ada di hutan-hutan, pasar, pantai dan besar untuk terinfeksi yang meninggal kan digigit anjing sendiri yang artinya terinfeksi dari anjing liar," tutupnya.
Kata Gubernur
Gubernur Bali I Wayan Koster menyebut, vaksinasi rabies di Bali telah mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat.
"Rabies sedang ditangani oleh Kadis Pertanian dan Peternakan bersama Kadis Kesehatan, kolaboritf sinergi dengan Kabupaten/Kota dan dapat support penuh dari Menteri Kesehatan. Saya targetnya angkanya menurun," ujar Koster.
Pemerintah Perketat Lalu Lintas HPR di Nusa Penida