News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Awal Mula Temuan Kasus Antraks di Gunungkidul: Sapi Mati Dikubur, Digali Lagi, Dagingnya Dikonsumsi

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gapura batas Pedukuhan Jati di Kalurahan Candirejo, Semanu, Gunungkidul, Selasa (4/7/2023). Kasus Antraks ditemukan di wilayah ini usai ada warga yang meninggal dunia, awal Juni lalu. Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul membuka kronologi terkait temuan kasus Antraks di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan sebanyak 93 warga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terjangkit penyakit antraks.

Hal ini berdasarkan tes serologi yang dilakukan dinas kesehatan setempat.

"93 sero positifnya. Tapi kita masih lakukan penyelidikan epidemiologi. Ada 3 yang meninggal. Ini kasus pertama tahun 2023," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dikonfirmasi Tribun, Rabu (5/7/2023).

Bagaimana kronologis temuan kasus antraks di Gunungkidul ini?

Baca juga: 93 Warga Terjangkit Antraks, Kemenkes: Gunungkidul DIY Endemik Antraks

Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul membuka kronologi terkait temuan kasus Antraks di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Semanu.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DPKH Gunungkidul, Retno Widyastuti menuturkan pihaknya baru mengetahui adanya kasus antraks dari keterangan warga.

"Yang kami tahu hanya ceritanya, dilapori warga pada 2 Juni 2023," ujar Retno.

Menurut cerita tersebut, ada tiga sapi mati di pertengahan Mei 2023.

Satu di antaranya sudah diminta untuk dikuburkan, sedangkan 2 lainnya tidak ditemukan.

Rupanya, sapi yang sudah dikubur digali lagi oleh warga lalu disembelih untuk dikonsumsi.

Begitu juga dua sapi lainnya yang juga mati mendadak dan ikut dikonsumsi meski tidak dikubur.

Baca juga: 3 Warga Gunungkidul Meninggal karena Terjangkit Antraks

"Seorang warga lalu mengeluhkan gejala sekitar akhir Mei, lalu meninggal dunia di awal Juni," jelas Retno.

Tim dari DPKH Gunungkidul pun langsung bergerak cepat usai menerima laporan.

Lantaran tak ada bangkai yang tersisa, petugas hanya bisa mengambil sampel tanah tempat sapi disembelih untuk pemeriksaan laboratorium.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini