TRIBUNNEWS.COM, BANYUASIN- Pemerintah menunjuk Kabupaten Banyuasin Sumatra Selatan sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2023 yang ke-30, dan memilih tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju”.
Wakil Presiden Maruf Amin dijadwalkan hadir dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2023 tersebut.
Baca juga: Kepala BKKBN: Hari Keluarga Nasional Momentum Percepatan Penurunan Stunting
Demi kelancaran Harganas 2023 dan persiapan kedatangan Maruf Amin, Gubernur Sumsel Herman Deru dan Bupati Banyuasin Askolani turun langsung memastikan kesiapan lokasi dan berbagai hal terkait kegiatan tersebut.
Hal ini juga memastikan agar kejadian tak diinginkan dalam peringatan Harganas 2023 di Banyuasin dapat dihindari.
Cegah stunting
Jelang pelaksanaan Harganas tersebut, Nestle menyelenggarakan seminar gizi bagi komunitas ibu.
Tujuannya meningkatkan pengetahuan para ibu tentang stunting, mulai dari dampak stunting bagi anak usia sekolah, bagaimana cara pencegahan stunting hingga mengenalkan kebiasaan sehat melalui konsumsi protein hewani.
Hadir sebagai narasumber adalah Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan. Ali membagikan tips bagi para orangtua dalam membentuk kebiasaan makan baik sejak dini.
Pertama menurutnya, menyiapkan porsi makan dengan panduan Isi Piringku, porsi makan anak adalah 1/3 orang dewasa atau sesuai dengan kapasitas tampung lambung anak.
Ukuran lambung yang dimiliki oleh pada anak-anak lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyadari kapasitas lambung yang dimiliki oleh anak saat menyajikan makanan.
Porsi makan yang disarankan adalah seperempat–sepertiga orang dewasa (± 400 ml).
Baca juga: Hari Keluarga Nasional Jadi Momentum Tingkatkan Peran Keluarga dalam Percepat Penurunan Stunting
“Penyajian porsi makan yang sesuai dengan kapasitas lambung anak dapat membantu mencegah anak merasa terlalu kenyang atau kelebihan makan, namun apabila porsi makan terlalu besar dapat membuat anak sulit untuk mencerna makanan dengan baik," katanya.
"Hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah pencernaan dan membuat anak menjadi tidak nyaman. Selain itu, anak juga akan merasa terbiasa dengan jumlah makanan yang cukup sehingga dapat membentuk kebiasaan makan yang baik dan sehat,” ujar Prof Ali Khomsan saat jadi narasumber seminar Gizi Pencegahan Stunting jelang Peringatan Harganas 2023 di Auditorium Pemkab Banyuasin, Selasa (3/7/2023).
Tips kedua, mengajak anak memilih dan mengenal manfaat dari menu makanan yang bergizi.
Mulai dengan mengajak anak untuk memilih jenis makanan sesuai dengan preferensi dan jelaskan manfaat serta kandungan gizi dengan bahasa sederhana yang dimengerti anak.
Dimana dikatakannya, anak akan bersemangat jika tahu apa yang dimakan itu baik untuk tubuhnya.
Setelahnya, kebiasaan makan yang bergizi juga beragam akan dapat terbentuk dengan mudah.
"Ketiga, menawarkan makanan pada anak sesuai waktu makan, dengan menawarkan makanan secukupnya dan pada waktu makan yang tepat, berarti orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk memperhatikan sinyal tubuh yang dimiliki dan mengembangkan kepekaannya terhadap rasa lapar dan kenyangnya," katanya.
"Apabila hal ini dilakukan dengan baik, anak akan belajar mengatur pola makannya sesuai dengan kebutuhan tubuhnya dan mencegah terjadinya perilaku susah makan yang sering dialami oleh anak," ujarnya.
Hal keempat, meluangkan waktu makan bersama keluarga untuk membentuk kebiasaan makan yang baik, salah satunya juga dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk makan bersama dengan keluarga.
Selain dapat memenuhi gizi yang dibutuhkan oleh anak, orang tua juga dapat mendengarkan dan memahami preferensi makanan yang dimiliki oleh anak serta memberikan edukasi mengenai pentingnya gizi dan kesehatan.
Di samping itu, waktu makan bersama juga dapat dilakukan untuk melatih kemampuan sosialisasi yang dimiliki oleh anak dengan berinteraksi dan berkomunikasi antar anggota keluarga.
"Poin kelima, tidak membedakan menu yang dimakan anak dengan anggota keluarga lainnya, dengan menyajikan menu makanan yang sama dengan anggota keluarga lainnya, orang tua dapat mendorong nafsu makan anak karena memiliki daya tarik dan kesenangan tersendiri untuk mencoba menu baru yang disajikan oleh orang tua," katanya.
"Hal ini juga dapat digunakan orang tua sebagai kesempatan mendorong anak untuk mengeksplorasi rasa berbagai hidangan sebagai upaya mencegah perilaku “picky eater”," ujarnya.
Ditambah lagi, apabila orang tua menyajikan menu hidangan sehat, maka dapat membiasakan anak untuk menerapkan pola konsumsi makanan sehat.
Keenam, nikmati waktu makan bersama dengan gembira dan santai.
Menikmati waktu makan bersama keluarga sebaiknya dilakukan dengan rutin.
Luangkan waktu yang cukup agar suasana makan menjadi menyenangkan dan menjadi waktu yang berkualitas bersama keluarga.
"Pada saat makan, hindari sambil bermain gadget dan matikan televisi untuk menghindari perhatian anak yang gampang terpecah," katanya.
"Sangat penting bagi orang tua untuk menghindari distraksi dalam proses makan agar anak dapat fokus pada aktivitas makan. Distraksi yang dimaksud dapat berupa televisi, gadget, dan mainan," ujarnya.
"Jika orang tua sering memberikan distraksi kepada anak saat waktu makan, maka anak akan cenderung berpikir bahwa aktivitas makan merupakan suatu rutinitas saja dan bukan kebutuhan," katanya.
Baca juga: Sambut Hari Keluarga Nasional 2023, BKKBN Targetkan 1,2 Juta Pasangan Usia Subur Dapat KB
"Dampak yang dapat dialami oleh anak, ialah anak menjadi kurang peka terhadap rasa lapar dan kebutuhan untuk makan karena kebiasaan yang dibangun ketika aktivitas makan dilakukan sambil melakukan hal lainnya," ujarnya.
Kemudian, memberikan pujian jika anak makan dengan baik, hindari memberikan hadiah dukungan orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah penting, di mana dukungan ini dapat dituangkan melalui berbagai hal.
Salah satunya melalui hadiah, sebuah bentuk apresiasi yang dapat diberikan kepada anak atas pencapaian yang sudah diraih.
Namun, pemberian hadiah juga tidak dapat diberikan secara berlebihan karena nantinya anak akan merasa terlalu mudah dan akhirnya hadiah tersebut kehilangan maknanya.
"Terakhir dalam memilih bahan makanan protein hewani yang baik bagi pertumbuhan bahan makanan menjadi hal yang penting bagi tubuh untuk mendapatkan gizi, maupun zat yang dibutuhkan badan dalam masa pertumbuhan seperti protein, vitamin, zat besi dan zink yang bisa didapat dari ayam, ikan segar, daging yang segar berwarna, hati yang segar, telur, susu yang segar, termasuk susu terfortifikasi merupakan ragam protein hewani. Ingat untuk konsumsi 3 porsi sumber protein hewani sehari untuk bantu penuhi kebutuhan gizi harian,” tambah Prof. Ali Khomsan.
Salah satu bentuk nyata komitmen Nestle Indonesia mendukung terwujudnya keluarga bebas stunting diwujudkan melalui intervensi gizi dan edukasi yang dilakukan melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada bulan Agustus-Desember 2022.
Program ini menjangkau 1.200 kader, orang tua, dan ibu hamil yang berpartisipasi dalam sesi peningkatan kapasitas serta melakukan pendampingan kepada 85 anak usia 1-5 tahun.
“Program DASHAT yang sudah kami lakukan ini berhasil menurunkan angka stunting sebanyak 23 persen, meningkatkan status gizi sebesar 50%, peningkatan pengetahuan gizi ibu, rata-rata kecukupan zat gizi mikro (Kalsium, Zat Besi, dan Zink), dan skor keanekaragaman pangan secara signifikan,” ujar Sufintri Rahayu, Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia.
Di samping itu, Nestle Indonesia terus berupaya untuk memberikan edukasi pada orang tua melalui program DANCOW FortiGro Aku dan Kau Siap Sekolah (ADKSS) sejak tahun 2016 yang telah menjangkau lebih dari 530.000 ibu di 3.700 sekolah dan pemukiman, serta menjangkau hingga 100 kota dan kabupaten di Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Cegah Stunting, Berikut 9 Tips Bentuk Kebiasaan Makan Baik Pada Anak Sejak Dini