"Menurut informasi, dari Sohibul hajat selain bertanggung jawab penuh untuk korban, juga memberikan sekadar santunan untuk korban," ungkapnya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang mungkin masih memegang tradisi-tradisi, seyogyanya apabila itu ada kerawanan untuk timbulnya korban, sedapat mungkin dihindari.
"Jadi kalau memang mau memberikan sedekah, dengan cara-cara yang elegan, cara-cara yang manusiawi," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah potongan video memperlihatkan ribuan warga di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, berdesakan sambil berebut uang puluhan juta yang sengaja disebar oleh warga lainnya dari atap rumah yang sedang melaksanakan syukuran.
Alhasil video itu pun viral di media sosial. Seperti yang posting di Instagram @beritapekalongan1 pada 7 jam yang lalu, terlihat ribuan orang baik anak-anak, ibu-ibu, orang dewasa berada dibawah untuk berebut uang.
Bahkan terlihat warga berdorong-dorongan agar bisa mendapatkan uang tersebut. Lokasi video tersebut pas didepan kantor Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan.
Di akun tersebut, video itu diberikan caption Udik-udikan neng ngarep Kel. Jenggot mau esuk kie lhur.... Ruamaee eee nemen.. (sebar uang di depan Kelurahan Jenggot tadi pagi)
Infone total duwet ngasi Rp 35 juta yg di sebarkan (infonya total yang sampai Rp 35 juta yang disebarkan).
Romadhon (37) pengusaha batik mengatakan, udik-udikan atau sebar uang tersebut merupakan acara tasyakuran anaknya yang nomor 3.
"Memang tradisi untuk 40 hari potong rambut anak ada udik-udikan," katanya.
Untuk nominal uang yang disebarkan hampir Rp 30-35 juta.
Baca juga: Bocah di Desa Cibeuteung Udik Ciseeng Bogor Ngabuburit Main Lodong Untuk Jaga Tradisi
"Kami sebar ada enam titik. Itu disebar dari atas semua. Dari bawah cuma satu depan rumah," ucapnya.
Ia tidak menyangka ini bakal viral seperti ini.
Memang, sebelum acara dilaksanakan pihak berwajib sudah menyarankan untuk tidak dilaksanakan, tapi berhubung tradisi dilakukan.