TRIBUNNEWS.COM - Video ibu rumah tangga (IRT) melayangkan protes kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, viral di media sosial.
Belakangan diketahui, ibu-ibu yang memprotes Kapolri tersebut bernama Marita Sani (42), asal Gresik, Jawa Timur.
Marita dibuat emosi karena sang anak telah 13 kali gagal ujian Surat Ijin Mengemudi (SIM) di Satlantas Polres Gresik.
Ia mengawali protesnya dengan bercerita saat dirinya terlibat adu mulut dengan petugas Satlantas Polres Gresik pada 1 Agustus 2023 kemarin.
Marita bermaksud meminta keterangan petugas kenapa sang anak sampai belasan kali tidak lulus ujian SIM.
Dirinya kemudian menyinggung perihal imbauan Kapolri yang meminta jajarannya untuk mempermudah ujian SIM.
Baca juga: Viral Video Haru Tabur Bunga di Lubang Tambang Emas Banyumas, Nama 8 Korban Terabadikan di Prasasti
"Ternyata imbauan dari Pak Kapolri tidak diberlakukan," ucap Marita, dikutip dari video yang diunggah akun loker_gresikk, Rabu (2/8/2023).
BERITA REKOMENDASI"Anak saya 13 kali tidak lulus, saya tidak mau anak saya jadi pemain sirkus setelah lulus dari uji SIM," tambahnya.
Marita melanjutkan ceritanya, ia kemudian ingin menemui Kasatlantas Polres Gresik guna meminta penjelasan.
Namun, saat itu yang bersangkutan tidak sedang di tempat.
Marita lalu diarahkan untuk menemui petugas Satlantas Polres Gresik lainnya.
"Saya ngamuk-ngamuk di sana, akhirnya saya ketemu Baur SIM-nya namanya Pak Candra. Beliau di situ mencoba mendinginkan saya (yang emosi) dan mencarikan solusi.
Ternyata akhirnya, (SIM) punya suami saya dan anak saya yang semula dipersulit, akhirnya diterbitkan," lanjut dia.
Marita lalu mendapatkan penjelasan terkait imbauan Kapolri yang meminta agar jajarannya mempermudah masyarakat saat ujian SIM.
Disebutkan, imbauan Kapolri tersebut hanya sekedar imbauan yang belum memiliki dasar hukum pelaksanaannya di lapangan.
Baca juga: Viral Video Beruang Madu di Kebun Binatang China Dikira Manusia Berkostum
"Ketika saya diskusi dengan Baur SIM, dia bilang: Kami ini Bu hanya melaksanakan peraturan yang sudah ada. Pak Kapolri-nya kemarin kan hanya mengimbau. Hanya wacana tidak ada dasar hukumnya. Kecuali, terbit Perpu-nya," kata Marita mengulang penjelasan dari petugas.
"Yang jadi masalah adalah Perpu-nya,. Peraturan Kaporli harus jelas, tidak hanya sekedar imbauan. Supaya anak buah jajaran Bapak (Kaporli) itu mengikuti instruksi Bapak secara paten," tegas Marita.
Marita mengaku sangat dirugikan dengan peraturan pembuatan SIM saat ini yang sedang berlaku.
Oleh karenanya, ia mendukung anggota dewan untuk menggodok rancangan peraturan terkait perubahan masa berlaku SIM menjadi seumur hidup.
"Supaya masyarakat tidak dipermainkan. Itu Bapak (Kapolri) sekedar saran saya dari saya. Terimakasih banyak," tegas Marita.
Pernah berurusan dengan polisi
Marita mengatakan, sang anak sebelumnya telah 12 kali berangkat sendiri untuk ujian SIM.
Namun hasil dari ujian tersebut, anaknya gagal mendapatkan SIM C.
"Kemarin ke-13 kali sama saya," katanya, dikutip dari Surya.co.id.
Marita sendiri tidak mengetahui alasan anaknya gagal ujian SIM berkali-kali.
Akan tetapi ia menyinggung perihal trauma di keluarganya.
Diketahui, Marita pernah berurusan dengan polisi terkait UU ITE pada tahun 2019 lalu.
"Mungkin anak saya trauma, karena saya pernah berurusan dengan polisi jadi gagal terus," ucapnya.
Baca juga: Viral Video Detik-detik Pengamen Digigit Ular Kobra di Grobogan, Korban Tewas Tak Tertolong
Penjelasan Kapolres
Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom membenarkan pihaknya menemukan data atas nama Nur Muhammad Rivaldi yang melakukan ujian SIM berulang kali.
Ia menegaskan, pihaknya sudah melakukan evaluasi terhadap setiap tahapan dan mekanisme penerbitan SIM.
Terlebih kepada masyarakat yang gagal dua kali atau lebih saat ujian SIM.
"Tentunya kami juga tidak melepas perhatian begitu saja," kata Adhitya, dikutip dari Surya.co.id.
Baca juga: 5 Fakta Siswa Tusuk Teman di Banjarmasin: Videonya Viral, Bantahan Bullying, dan Update Proses Hukum
Adhitya menegaskan, pihaknya siap membantu masyarakat agar mudah mendapatkan SIM.
Salah satunyanya memfasilitasi masyarakat untuk ikut Coaching Clinic.
Program ini memudahkan pemohon SIM menggunakan area ujian saat sore hari dengan dampingan petugas.
"Masyarakat yang mau latihan di sini akan kami bantu, kami beri arahan dan program ini tidak dipungut biaya atau gratis."
"Mohon kiranya pemohon SIM juga proaktif bilamana sudah beberapa kali tidak lulus, sehingga kami bisa memberi pelatihan dan prioritas lebih kepada yang bersangkutan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Surya.co.id/Willy Abraham)