Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, mengatakan para terduga teroris yang ditangkap telah merakit sebuah bom panci yang digunakan sebagai alat peledak.
"Ada beragam jenis bahan peledak seperti paku, bongkahan besi, kaca, dan sebagainya. Paku yang digunakan oleh S ini berupa paku payung," paparnya, Jumat (4/8/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
Rencana teror di Mapolresta Solo merupakan rencana lanjutan setelah kelompok teroris ini beraksi di Polsek Astana Anyar, Bandung pada akhir tahun 2022 lalu.
"Untuk peristiwa di Polsek Astana Anyar itu kadarnya merupakan high explosive atau ledakan tingkat tinggi, sehingga korban sekaligus pelaku tubuhnya terurai," imbuhnya.
Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menjelaskan paket bom untuk aksi teror di Mapolresta Solo telah disiapkan.
Rencana aksi teror itu digagalkan setelah Densus 88 menangkap S dan empat terduga teroris lainnya.
"S dan AM sebetulnya memilih di dua tempat, waktu itu AM memilih tempat di Bandung sedangkan S memilih di Solo."
"Alhamdulillah, ini bisa kita cegah. karena memang ada satu, satu paket yang sudah dia siapkan," terangnya.
Baca juga: 5 Terduga Teroris Siapkan Teror ke Polresta Solo, Ketua Kelompok Bertugas Mencari Pengantin
Ia menambahkan S sudah lama tergabung dalam kelompok Jamaah Ansor Tauhid (JAT).
Sejak tahun 2008 hingga 2014, S berstatus anggota JAT, kemudian pada 2014 S menjadi pendukung simpatisan ISIS.
Sementara itu, PPID Densus 88 Anti Teror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar menyatakan S masih ada hubungannya dengan tersangka bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung.
Menurutnya S belajar merakit bom dari murid dokter Azhari.
"S ini adalah keturunan atau anak didik dari dedengkot ahli bom dan teror. Kita tahu dokter Azahari," bebernya.
S diduga ikut merakit bom yang digunakan tersangka Agus Muslim untuk melakukan aksi bom bunuh diri.