TRIBUNNEWS.COM - Densus 88 Antiteror menangkap 5 terduga teroris di Kabupaten Boyolali dan Sukoharjo, Jawa Tengah.
Adapun identitas kelima tersangka yakni S, TN, PS AG, dan seorang perempuan berinisial RS.
Kelima terduga teroris yang diamankan merupakan tersangka kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Polresta Bandung, Jawa Barat pada akhir 2022 lalu.
Hal itu disampaikan oleh Karo Penmas Div Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan dalam koferensi pers di Solo, Jumat (4/8/2023).
"Lima tersangka yang telah ditangkap dan diamankan ini kaitannya dengan peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar," ujarnya.
Setelah beraksi di Polsek Astana Anyar, mereka berencana melakukan teror pengeboman di Mapolresta Solo.
Bahkan, mereka telah merakit sebuah bom panci yang digunakan sebagai alat ledak.
Peran masing-masing
Dalam menjalankan aksi teror, kelima terduga teroris itu mempunyai peran masing-masing, mengutip TribunSolo.com.
S berperan sebagai ketua kelompok atau disebut amir kelompok kecil.
Ahmad mengatakan, S sudah memiliki rencana untuk melakukan teror bom di Mapolresta Solo.
Dikatakannya, S dan Agus Muslim, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, saling berkaitan.
"S dan AM (Agus Muslim) sebetulnya memilih di dua tempat, waktu itu AM memilih tempat di Bandung, sedangkan S memilih di Solo," ungkapnya.
Beruntung, petugas lebih dulu mengamankan lima orang tersebut sebelum sempat melancarkan teror di Mapolresta Solo.
"Alhamdulillah ini bisa kita cegah, karena memang ada satu, satu paket yang sudah dia siapkan," jelasnya.
Selain itu, S juga berperan dalam merekrut orang untuk melakukan aksi bom bunuh diri.
Baca juga: Sosok RS, Terduga Teroris di Sukoharjo, Istri Bomber Astana Anyar, Dorong Suami Lakukan Pengeboman
Diketahui S sudah cukup lama belajar merakit bom.
"S ini adalah keturunan atau anak didik dari dedengkot ahli bom dan teror. Kita tahu Dr. Azahari," ujar Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Pol Aswin Siregar.
Sementara tersangka lainnya, yakni, TN, AG, PS, dan RS mempunyai peran untuk membantu pembuatan bom.
"Misalnya, mencari bahan-bahan yang dibutuhkan oleh S," ujar Ahmad.
RS, kata Ahmad, berperan sebagai istri Agus Muslim.
Ia juga mendorong suaminya untuk melakukan aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.
"RS mempunyai peran sebagai seorang istri, mengetahui dan mempunyai semangat yang tinggi, mendorong AM untuk melakukan bom bunuh diri," kata Aswin.
Untuk AG, ia mendapatkan bom rakitan yang dikirim langsung oleh S.
Pendanaan dari sumbangan kotak amal
Pembiayaan aksi teror dengan target Mapolresta Solo dikumpulkan tersangka dari puluhan kotak amal.
Kotak amal tersebut sengaja disebar oleh tersangka di wilayah Soloraya.
Ada dua jenis kotak amal yang ditandai oleh para tersangka yakni Kotak Sumbangan Sahabat Langit dan Kotak Sumbangan Sahabat Umat.
"Kotak-kotak sumbangan itu adalah sarana untuk mengumpulkan pendanaan mereka," jelas Aswin.
Identitas dan waktu penangkapan 5 tersangka
Adapun identitas masing-masing terduga teroris yang diamankan yakni:
1. S, ditangkap di Desa Trayu Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Selasa (1/8/2023).
2. TN, diamankan di Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Rabu (2/8/2023).
3. PS, warga Desa Kedunglengkung, Kecamatan Simo, Boyolali, ditangkap pada Kamis (3/8/2023).
4. AG, diringkus di Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (3/8/2023).
5. RS, seorang perempuan diamankan di Desa Laban, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (27/7/2023).
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Yohanes Liestyo Poerwoto, TribunSolo.com/Anang Maruf Bagus Yuniar)