"Ada 17 siswa yang celup, dan Fendi menjadi orang kedua. Pas saya cek, anak lain aman, tapi hanya dia yang luka," ungkapya.
Pos-Kupang.com mewartakan, pelaku menggunakan ember sebagai wadah menampung air panas.
Baca juga: Bukan Laporan Balik, Ini Penjelasan Kuasa Hukum Siswa SMA di Bengkulu yang Laporkan Gurunya
Setelah 20 menit didiamkan, pelaku lalu melakukan aksinya.
"Sekitar 20 menit, jadi mereka celup itu bukan sedang jerang di atas kompor," tambahnya.
Ia pun meminta maaf terhadap keluarga korban, serta siap menanggung konsekuensi hukum yang diterapkan.
Kata Disdikbud
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) NTT, Linus Lusi, mengungkapkan, pihaknya tak menutup kemungkinan akan mencabut izin operasional sekolah.
"Tentunya kami mengambil langkah terhadap persoalan tersebut dengan melihat kembali izin operasional yang dikeluarkan. Terburuknya, izin operasionalnya dicabut," tegasnya, seperti yang diwartakan Kompas.com.
Selain itu, untuk menangani kasus ini, pihak Didikbud NTT juga mengirimkan tim yang bertugas melakukan investigasi.
"Kami turunkan tim investigasi ke sekolah tersebut dan mengambil langkah terhadap persoalan tersebut," kata Linus.
Linus juga prihatin atas munculnya kasus di sekolah tersebut.
Ia mengaku, sekolah tersebut sudah lama membawa tradisi kuat dalam mendidik para siswanya.
Namun, tindakan apapun yang dilakukan oleh pelaku tidak dibenarkan dalam pendidikan.
(Tribunnews.com, Renald)(Pos-Kupang.com, Alfons Nadebang/Paul Kabelen)(Kompas.com, Sigiranus Marutho Ber)