TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak ratusan ribu warga Majalengka, Jawa Barat berpotensi terdampak kekeringan karena musim kemarau tahun ini.
Total, ada lebih dari 150 jiwa yang berpotensi terdampak kekeringan.
Data tersebut diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka.
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka, Rezza Permana mengonfirmasi hal tersebut.
Menurut dia, jumlah itu tersebar di 96 desa di 19 kecamatan se-Kabupaten Majalengka yang dari hasil kajian risiko bencana termasuk wilayah rawan kekeringan.
"Jumlah penduduk di 19 kecamatan rawan kekeringan tersebut mencapai 150 ribu jiwa," kata Rezza Permana saat melalui pesan singkatnya, Minggu (6/8/2023).
Ia mengatakan, tingkat kerawanan kekeringan di 19 kecamatan yang berdasarkan kajian risiko bencana itu termasuk kategori sedang hingga tinggi.
Baca juga: Menko PMK Sebut Penyaluran Bantuan Daerah Terdampak Kekeringan di Papua Tengah Diatur Kepala Suku
Bahkan, selama Juli 2023 sebanyak 250-an kepala keluarga (KK) di wilayah Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, tedampak kekeringan.
Karenanya, pihaknya bersama jajaran TNI, Polri, PMI, PDAM, dan lainnya pun langsung mengirimkan bantuan air bersih kepada warga di wilayah tersebut.
"Di awal musim kemarau bulan lalu, kami sudah mulai menyalurkan bantuan air bersih untuk warga Panyingkiran yang terdampak kekeringan," ujar Rezza Permana.
Ia menyampaikan, kekeringan menjadi salah satu potensi bencana di Kabupaten Majalengka pada musim kemarau, selain bencana kebakaran hutan dan lahan.
Bahkan, pihaknya mencatat 11 dari 13 bencana yang terjadi di Kabupaten Majalengka selama Juli 2023 merupakan peristiwa kebakaran lahan dan kekeringan.
"Personel dan sarana prasarana dari BPBD juga sudah disiagakan untuk menanggulangi kekeringan maupun kebakaran," kata Rezza Permana.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 96 Desa di Majalengka Terdampak Kemarau, BPBD Catat 150 Ribu Jiwa Warga Terancam Kekeringan