Setelah pipa diangkat, tiba-tiba keluar semburan air setinggi dua meter.
"Kami senang karena air yang keluar lumayan deras. Airnya memang agak keruh, berwarna cokelat, ada sedikit lumpur. Di sana tadi malam sudah ramai karena airnya muncrat deras," katanya.
Air tersebut keluar hingga Senin pagi.
Namun, beberapa jam kemudian air berhenti keluar, digantikan gas dan lama-kelamaan keluar api.
Bersamaan dengan hal tersebut, terdengar juga suara bergemuruh dari dalam tanah.
Lokasi tersebut pun kini dipasangi garis polisi.
"Kami sudah mengantisipasi dengan memberikan batas garis polisi di sekitar lokasi sumur. Warga juga kami himbau untuk tidak mendekati wilayah itu," ucap Kapolsek Purwodadi, AKP Ponijo.
Kata ESDM
Kepala Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Serayu Selatan, Kabupaten Purworejo, Panut Priyanto mengatakan, gas yang keluar tersebut diindikasi sebagai gas rawa.
"Kemungkinan jenis gas yang keluar itu adalah gas rawa atau biogenic shallow gas (BSG). Itu kasusnya sama seperti yang terjadi di daerah Grobongan, Banjarnegara, Sragen, dan Karanganyar," ungkap Panut, dikutip dari TribunJogja.com.
Ia menuturkan, gas tersebut tidak berbahaya.
Gas rawa juga bisa dikembangkan menjadi kompor masyarakat.
Meski begitu, pihak ESDM akan mengirimkan tim untuk melakukan penelitian.
"Kami tinjau dulu lokasinya," pungkas Panut.
Panut menuturkan, pihaknya juga akan melakukan pemetaan gas.