Ia mengatakan, Jawa Tengah mempunyai potensi untuk mengembangkan gas.
"Sebenarnya, potensi di Jawa Tengah untuk mengembangkan gas itu sudah ada. Tapi kami harus kaji dulu apakah fenomena di Kabupaten Purworejo memiliki potensi besar,"
"Jangan sampai kami sudah mengambil keputusan tetapi ternyata itu tidak layak dikembangkan (sumber gas tidak melimpah). Karena kasihan masyarakat yang sudah diberi harapan tinggi ternyata zonk," jelasnya.
Panut menambahkan, penutupan sumur juga bisa saja terjadi untuk keamanan warga.
"Jadi gas yang keluar itu adalah gas metan (metana) atau gas rawa yang terbentuk karena endapan unsur hara (organik) di wilayah itu. Mungkin dulunya tempat itu adalah rawa-rawa, yang kemudian tertimbun-timbun selama ratusan tahun. Nah, gas itu muncul karena dipicu pengeboran sumur kemarin. Kalau ditutup kan cuma yang blok lubang sumur itu," terang Panut.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJogja.com, Dewi Rukmini)