TRIBUNNEWS.COM - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia (RI) digelar di berbagai tempat di Tanah Air, Kamis (17/8/2023).
Dalam perayaan tersebut juga terdapat insiden tak terduga, yakni putusnya tali tiang bendera.
Namun, insiden itu justru menumbuhkan jiwa nasionalisme di Indonesia.
Pasalnya, ada aksi heroik dari warga yang berupaya memanjat tiang bendera agar upacara bendera bisa dilanjutkan.
Tak hanya itu, ada juga aksi heroik warga yang menerjang gelombang tinggi saat perayaan upacara di tengah lait.
Dihimpun Tribunnews.com, berikut 4 kisah heroik saat Upacara HUT ke-78 RI:
Baca juga: Aksi Heroik 2 Warga Panjat Tiang Bendera Gara-gara Tali Putus Saat Upacara HUT RI ke-78 Panen Pujian
1. Petugas sound system
Aksi heroik dilakukan oleh petugas sound system di Kota Tangerang Selatan, Banten.
Zani Abdillah (22), memanjat tiang bendera dengan ketinggian 12 meter karena tali putus.
Peristiwa itu terjadi saat Upacara HUT ke-78 RI di Lapangan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.
Dilansir TribunTangerang.com, awalnya, Zani tak menyangka upacara yang berlangsung khidmat, dimana bendera akan dikibarkan tiba-tiba talinya putus.
Saat itu, semua peserta upacara sempat hening.
Zani sempat menunggu beberapa saat, namun tidak ada peserta upacara yang maju.
Tanpa pikir panjang, Zani langsung berlari ke lokasi pengibaran bendera lalu memanjat tiang.
"Itu inisiatif sendiri, saya sempat nungguin tapi tidak ada yang maju, sempat lirik kiri kanan, tapi tak ada yang maju."
"Mau gimana lagi? Kalau tak maju, mungkin upacara kan terganggu," terang dia, Kamis.
Ia perlahan memanjat tiang hingga ujung dan mulai memperbaiki tali yang terputus.
Setelah selesai, Zani lantas turun dan kembali ke tempatnya sebagai operator sound system.
Zani mengaku melakukan aksinya secara spontan dan tak menyangka akan viral di media sosial.
"Kalau saya tadi memang inisiatif saja, tidak menyangka juga akan viral."
"Karena tujuan saya bukan viral melainkan gimana agar bendera bisa berkibar," paparnya.
2. Ketua RT di Kutai Kartanegara
Aksi heroik memanjat tiang bendara saat upacara HUT ke-78 RI juga dilakukan oleh Ketua RT di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Ketua RT bernama Nirmala Aziz itu berhasil 'menyelamatkan' tali di tiang bendera yang putus.
Dilansir TribunKaltim.co, Kepala Desa (Kades) Bukit Biru, Miseri, membenarkan kejadian tersebut.
Miseri mengatakan, Ketua RT tersebut berhasil memperbaiki bendera kurang dari 2 menit.
"Alhamdulillah, tidak sampai dua menit sudah berhasil diperbaiki dan bendera sudah berkibar di atas tiang bendera," ungkap dia, Kamis.
Miseri menceritakan kronologi insiden tali bendera putus.
Awalnya, kata dia, proses persiapan pengibaran bendera berjalan lancar.
Namun, saat ditarik, angin berembus kencang dan mengakibatkan tali tidak kuat menahan beban bendera.
Tali tersebut sempat sulit ditarik seperti tersangkut, kemudian terlepas putus.
Beruntung ada Nirmala Aziz yang sigap memanjat tiang untuk memperbaiki tali tersebut.
"Saat itu, Pak Nirmala Aziz nekat naik ke atas, saya sempat khawatir rubuh, tapi ternyata tali bendera bisa kembali disambungkan," paparnya.
Padahal, kata Miseri, aksi itu tidak mudah dilakukan.
Pasalnya, kondisi tiang bendera cukup tinggi, licin, dan baru saja dilakukan pengecetan.
"Warga mengapresiasi aksi itu, mereka tepuk tangan gembira. Saya juga langsung mendatangi Pak Nirmala untuk memberi ucapan terima kasih," tandasnya.
Baca juga: Pelatih Paskibra di Lampung Selatan Jatuh Saat Panjat Tiang Bendera, Ini Kronologisnya
3. Polisi di Boyolali
Kisah heroik selanjutnya datang dari seorang polisi di Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Sama seperti dua kisah sebelumnya, insiden tali bendera putus juga terjadi saat upacara HUT ke-78 RI di Lapangan Gebyok, Kecamatan Juwangi.
Dikutip dari TribunSolo.com, seorang polisi berpangkat Bripka dengan sigap memanjat tiang bendera setinggi 10 meter.
Kapolsek Juwangi, AKP Kuntadi Wijanarko, membenarkan kejadian tersebut.
Kutandi menjelaskan, awalnya upacara berlangsung lancar dan khidmat.
Bendera kemudian dibentangkan dan tali sudah diikatkan. Paduan suara pun mulai menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Namun, baru beberapa kali tarikan, tiba-tiba tali yang mengikat bendera bagian atas terlepas.
"Lepas pas ditarik, baru awal penarikan, baru 3-4 tarikan, talinya lepas," jelasnya.
Anggota Polsek Juwanggi, Bripka Suparno, lantas berinisiatif memanjat tiang bendera setinggi 10 meter itu.
Baca juga: Viral Video Polisi Panjat Tiang untuk Perbaiki Tali Bendera saat Upacara HUT ke-78 RI di Boyolali
Dia memanjat tiang bendera dari besi itu untuk mengejar ujung tali yang terus tertarik ke atas.
Beruntung, belum sampai puncak, ujung tali berhasil diraihnya.
"Kemudian tali diikatkan kembali ke bendera, dilanjutkan pengibarannya sampai selesai, bendera tetap naik sempurna," bebernya.
4. Terjang gelombang tinggi
Aksi heroik berbeda dilakukan oleh anggota Satlinmas Rescue Istimewa, Susmiyati.
Ia menerjang gelombang tinggi saat upacara HUT ke-78 RI yang digelar di tengah laut Pantai Baron, Kemadang, Tunjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta.
Mengutip Kompas.com, saat upaara digelar, cuaca sebenarnya tidak mendukung, mulai dari mendung hingga gelombang tinggi 11 feet.
Dalam upacara itu, ada 20 orang yang bersiap mengibarkan bendera.
Mereka terdiri dari tiga orang pengibar bendera, dan 17 orang sebagai pengawal.
Adapun Susmiyati bersama dua orang lainnya yakni Surono dan Heri Wibowo bertugas sebagai pengibar bendera.
Di tengah gemuruh ombak yang saat itu 11 feet, mereka langsung berenang menuju ke tiang bendera.
Dari kejauhan, tubuh mereka bertiga sempat terbawa arus ke arah barat.
Ketika ombak besar datang, mereka langsung masuk ke dalam air.
Kembali ke jalur semula ke arah tiang bendera, empat kapal dan tiga jetski pun beberapa kali mendekati mereka.
Tiga jetski sengaja dipersiapkan untuk mengangkut ketiga pasukan pengibar bendera jika tidak kuat menerjang tingginya gelombang.
Akhirnya, ketiganya sampai ke tiang bendera setelah berenang kurang lebih 10 menit dan mengibarkannya.
Setelah selesai, mereka diangkut menggunakan kapal dan dibawa ke pinggir.
Susmiyati mengaku telah menyiapkan diri sejak tiga hari terakhir untuk berlatih berenang dan mengibarkan bendera.
Sebagai seorang perempuan satu-satunya, dia mengakui kesulitan berenang saat gelombang tinggi.
"Sabar dan mengikuti arus. Sabar mesti sampai, kita tetap semangat," ujar Susmiyati ditemui di Pantai Baron setelah upacara, Kamis.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunTangerang.com/Rafzanjani Simanjorang, TribunKaltim.co/Miftah Aulia Anggraini, TribunSolo.com/Tri Widodo, Kompas.com/Markus Yuwono)