TRIBUNNEWS.COM - Video yang menarasikan oknum TNI mengamuk bawa parang saat warga mengadakan acara 17 Agustusan di Palembang, Sumatera Selatan, viral di media sosial.
Dikutip dari YouTube Tribun Timur, pada awal video terlihat sejumlah warga mendatangi rumah anggota TNI tersebut.
Anggota TNI tersebut sedang berdiri di depan pitu sambil membawa parang di tangan kanannya.
Warga yang datang berusaha ditenangkan agar tidak emosi.
Sementara berdasarkan informasi yang beredar, oknum TNI tersebut mengamuk diduga ia merasa terganggu dengan musik saat warga mengadakan acara lomba 17 Agustusan.
Hingga hari ini, video di atas sudah ditonton lebih dari 15 ribu kali.
Ratusan warganet ikut meramaikannya dengan berbagai komentar beragam.
Baca juga: Fakta Baru Gerobak Jalan Sendiri di Tuban yang Viral, Pengunggah Video Minta Maaf : Prank Warganet?
Kronologi kejadian
Belakangan diketahui, video direkam di RT 22 Kelurahan 35 Ilir Palembang.
Ketua RT setempat, Bety (48) membeberkan kronologi kejadian.
Semua bermula saat warga sedang menggelar lomba pada Kamis (17/8/2023) lalu.
Acara dimeriahkan dengan lagu-lagu bertemakan kemerdekaan.
Namun, tiba-tiba datanglah oknum TNI yang langsung mengamuk.
"Dua orang itu keluar dari rumah buka pagar dan yang pakai seragam loreng itu menendang speaker (di lokasi acara)," ujar Bety, dikutip dari TribunSumsel.com.
Bety melanjutkan ceritanya, suasa menjadi panas saat warga yang tidak terima bersitegang dengan oknum TNI.
Oknum TNI kemudian masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil parang.
Saat itu, warga sudah menggeruduk rumah milik oknum TNI tersebut.
"Kemudian ribut lagi, untung warga tidak anarkis," ucap Bety.
Bety lantas memanggil pihak berwajib guna mengamankan situasi dari hal-hal tidak diinginkan.
Informasi tambahan, ternyata ada dua oknum TNI yang ada dalam video.
Identitasnya masing-masing Pratu Y (Dinas di TNI AU) dan Serda RP (Dinas di Kodim).
Mereka merupakan anak dan menantu dari salah satu warga di sekitar, yakni Hidun Diana (59).
Baca juga: Viral Penjarahan Bawang Merah di Ponorogo, Bupati Minta Maaf, Pemilik Legowo
Kata pihak keluarga
Perwakilan keluarga Hidun, bernama Nana memberikan penjelasannya.
Ia bersaksi musik yang diputar oleh warga saat kejadian bukanlah lagu bertema kemerdekaan.
"Yang diputar itu musik remix yang sangat keras dan saat itu tidak ada tanda tanda diadakannya lomba," katanya, dikutip dari TribunSumsel.com.
Nana juga menyebut, sempat ada aksi pengeroyokan yang dilakukan warga kepada Pratu Y dan Serda RP.
Keduanya dikeroyok karena menegur warga yang memaikan musik remix dengan volume keras.
"Akibat dikeroyok pasangan saya dan kakak iparnya luka," tegas Nana.
Baca juga: Viral Video Kades di Pandeglang Ajak Warganya Golput di Pileg 2024, Marah ke DPRD, Ini Alasannya
Berakhir damai
Kodim 04/18 Palembang turun tangan untuk melakukan mediasi antara Pratu Y dan Serda RP dengan warga.
Kedua belah pihak sepakat berdami setelah saling lapor.
Dandim 04/18 Palembang Letkol Arief Hidayat menguraikan, permasalahan dipicu salah paham.
Pihak Pratu Y dan Serda RP dan warga saling merasa benar di kejadian ini,
"(Anggota TNI) merasa terganggu dan dari warga merasa ini lagi suasana 17 Agustus jadi tidak ada yang salah dari kedua sisi ini," katanya.
Arief menambahkan, saat mediasi, kedua belah pihak sadar atas kesalahannya masing-masing.
Keduanya kemudian saling menghormati serta sepakat tidak memperpanjang masalah.
"Setelah ditinjau permasalahannya akhirnya sepakat berdamai," imbuh Arief.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan)