TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, dilaporkan meninggal saat mendaki di Gunung Arjuno.
Identitas korban diketahui bernama Yodeka Kopaba (21).
Ia tercatat sebagai mahasiswa angkatan 2021 Fakultas Pertanian UB.
Korban diduga meninggal karena serangan hipotermia dimana kondisi suhu tubuh turun di bawah suhu normal.
Kini, jenazah Yodeka Kopaba sudah dievakuasi oleh petugas untuk dibawa ke rumah sakit.
Berikut fakta-fakta mahasiswa UB meninggal di Gunung Arjuno dirangkum dari Suryamalang.com dan Kompas.com, Senin (21/8/2023):
Baca juga: Mayat Lansia Perempuan Ditemukan di Gunung Asem Wonogiri, Diduga Meninggal Sebulan Lalu
Kronologi kejadian
Kejadian bermula saat korban bersama enam orang teman-temannya mendaki Gunung Arjuno pada Jumat (18/8/2023) sore.
Pada hari pertama pendakian, korban sudah sakit dan merasa tidak enak badan.
Meskipun demikian rombongan berhasil mendaki sampai di Pos 1.
Perjalanan kemudian dilanjutkan hingga mereka tiba Pos 2 pada Jumat malam sekitar pukul 22.00 WIB.
Di sini kondisi kesehatan korban semakin tidak baik.
Pada akhirnya diputuskan korban ditinggal di tenda bersama satu teman perempuan.
Sementara, lima temannya yang lain tetap melanjutkan perjalanan.
Kelima orang baru kembali ke Pos 2 pada Sabtu (19/8/2023).
Sabtu malam, rombongan menginap di Pos 2 hingga Minggu (20/8/2023) pagi.
Kondisi korban ketika itu sudah terlihat membaik.
Ia sudah bisa beraktivitas bahkan memakai sepatu.
Namun, sekitar pukul 08.00 WIB, korban tiba-tiba jatuh pingsan.
Baca juga: Pendaki Asal Jakarta yang Alami Cidera Kaki di Gunung Kerinci Berhasil Dievakuasi Tim SAR Gabungan
Hidung keluarkan busa
Seorang relawan sekaligus saksi mata, Wibowo, memberikan kesaksiannya.
Ia mengetahui kondisi korban saat bertemu dengan rekannya pada Minggu (20/8/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.
Wibowo langsung mendatangi Pos 2 lokasi tenda korban.
Ia menyebut, saat itu sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan di tubuh korban.
"Saya lihat badannya sudah dingin, keluar busa di hidung, karena sempat (bagian depan tubuh korban) berusaha ditekan seperti dipompa oleh teman-temannya, detak jantung enggak ada, sempat kita bantu buatkan napas buatan, kondisinya sudah dingin," ujar Wibowo.
Wibowo lantas mengubungi rekannya lain guna menolong korban.
Menurutnya, proses evakuasi berjalan sulit karena kondisi medan yang sempit.
Korban berhasil dibawa turun pada Minggu sekitar pukul 12.00 WIB.
Wibowo mendapatkan informasi, korban belum pernah mendaki gunung sebelumnya.
"Dari informasi yang diperoleh dari teman-teman, Yodeka baru pertama kali mendaki gunung," tandasnya.
Baca juga: Remaja di Padang Alami Hipotermia saat Mendaki Gunung, Berhasil Diselamatkan Basarnas Sumbar
Dievakuasi ke rumah sakit
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Batu, Agung Sedayu, membenarkan ada insiden pendaki meninggal di Gunung Arjuno.
Jasad korban langsung dievakuasi ke rumah sakit guna pemeriksaan lebih lanjut.
"Korban ditemukan di Pos 2 Batu Besar Jalur Pendakian via Sumber Brantas Gunung Arjuno, Taman Hutan Raya Raden Soerjo dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Hasta Brata Batu," kata Agung.
Agung menyebut, dugaan sementara penyebab meninggalnya korban karena hipotermia atau kedinginan.
Sementara itu, polisi dari jajaran Polres Batu turut turun tangan.
Petugas masih mendalami insiden meninggalnya mahasiswa UB itu.
"Kami akan melakukan lidik peristiwa ini dan visum untuk diketahui pasti penyebab kematiannya."
"Untuk visum kami juga harus menunggu persetujuan keluarga," kata Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Yussi Purwanto.
Baca juga: 2 Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup Sementara Imbas Kebakaran, Hutan 205 Hektare Hangus
Kata pihak kampus
Dekan Fakultas Pertanian UB, Mangku Purnomo, membenarkan ada mahasiswanya meninggal saat mendaki Gunung Arjuno.
Korban sendiri berasal dari Kubu Tapi, Sei Rotan Batu Taba, IV Angkek Agam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.
"Iya benar (korban mahasiswa UB jurusan pertanian) angkatan 2021," katanya.
Mangku juga menegaskan, kegiatan alam yang dilakukan korban bukanlah agenda kampus.
Korban diketahui mendaki gunung untuk mengisi liburan.
"Pendakiannya itu pribadi, bukan kegiatan kampus. Mestinya liburan itu pulang ke rumah masing-masing."
"Kita saat ini juga masih koordinasi dengan kepolisian," jelas Mangku.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(SuryaMalang.com/Dya Ayu)(Kompas.com/Nugraha Perdana)