TRIBUNNEWS.COM - SR, warga Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta menjadi korban penipuan hingga belasan juta rupiah.
Kasus itu bermula saat korban membeli barang gaib berupa jenglot seharga Rp 17 juta.
SR merasa tertipu karena jenglot yang dimandikan menggunakan kembang dan air zam-zam itu tidak hidup dan menarik uang.
Atas kejadian itu, SR melaporkan HH, yang tinggal di Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul ke polisi.
Selanjutnya, polisi mengamankan HH yang merupakan warga asal Pagaralam, Sumatra Selatan itu.
Iming-iming memperlancar rezeki
Baca juga: Kisah Bapak Kost di Bantul 3 Kali Cicil Beli Jenglot dari Pantai Parangtritis Ternyata Palsu
Dilansir TribunJogja.com, kejadian bermula saat SR ditawari jenglot oleh HH dengan iming-iming memperlancar rezeki.
Demikian disampaikan oleh Kapolsek Kretek, AKP Haryanto, Senin (21/8/2023).
BERITA REKOMENDASI"Tapi ada syaratnya, korban harus menghidupkan jenglot itu dulu dengan cara dimandikan setiap malam jumat," katanya.
Kepada korban, pelaku mengatakan harus memandikan jenglot itu menggunakan kembang tujuh rupa, air zam-zam, dupa, dan bunga melati.
Ritual itu harus dilakukan oleh korban setiap malam Jumat.
Dibeli seharga Rp 17 juta
Korban pun percaya dan langsung membeli jenglot itu seharga Rp 17 juta.
SR kemudian melakukan pembayaran dengan cara mencicil sebanyak tiga kali.
Adapun rincian pembayarannya yakni Rp 7 juta secara tunai pada 16 Juli 2023, lalu Rp 3 juta secara tunai pada 26 Juli 2023, dan Rp 7 juta melalui transfer bank pada 29 Juli 2023.
Tak ada hasil
Setelah mendapatkan jenglot tersebut, korban langsung mencoba ritual seperti yang disebutkan oleh pelaku.
Namun, setelah tiga kali melakukan ritual, tak membuahkan hasil.
Jenglot tersebut tidak hidup dan tidak bisa memperlancar rezeki maupun mendatangkan uang gaib kepada korban.
Atas kejadian itu, korban lalu melaporkan HH ke Polsek Kretek pada Selasa (15/8/2023).
'Nemu' di Pantai Parangtritis
Pihak kepolisian pun akhirnya mengamankan HH, pelaku penipuan yang menjual jenglot palsu.
Dikutip dari Kompas.com, HH mengaku menemukan jenglot itu di Pantai Parangtritis, Bantul.
Ia menjelaskan, nekat menipu SR untuk membayar utang.
"Hanya nemu. Nemu di pasiran," ujar HH kepada polisi di Mapolres Bantul, Senin.
HH menemukan dua jenglot di pasiran Pantai Parantritis.
Baca juga: Warga Bantul Beli Jenglot Palsu Rp 17 Juta, 3 Kali Ritual Gagal Total, Ujungnya Lapor Polisi
Adapun dari dua jenglot itu, yang satu masih utuh, dan yang lainnya sudah rusak.
HH mengaku awalnya tidak ada niatan untuk menjual jenglot tersebut.
Hanya saja, korban kebetulan ingin memiliki jenglot.
Kesempatan itu kemudian dimanfaatkan oleh pelaku yang menemukan jenglot tanpa sengaja.
"Dia (korban) nanya, saya ingin sekali punya jenglot, akhirnya beberapa minggu kemudian saya dapat itu."
"Saya menemukan di pasiran, menemukan dua satunya patah-patah satunya utuh," jelas dia.
Uang hasil penjualan jenglot itu digunakan pelaku untuk membayar utang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jenglot replika
Sementara itu, polisi menduga jenglot yang ditemukan SR itu hanya replika.
"Ini (tubuh jenglot) dari mika dan kelingkingnya juga sudah patah."
"Kalau rambutnya asli rambut manusia dan kotaknya itu dibuat tersangka sendiri."
"Karena tersangka mengaku nemu jenglot itu di pinggir Pantai Parangtritis, jadi bisa dibilang ini replika jenglot ya," jelas Haryanto.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJogja.com/Neti Istimewa Rukmana, Kompas.com/Markus Yuwono)