TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi beberapa hari belakangan di wilayah Provinsi Jambi.
Hal ini terjadi setelah dilakukannya modifikasi cuaca di langit Jambi mulai 15 hingga 21 Agustus 2023.
"Hujan buatan berhasil, walaupun tidak sempurna," kata Kepala BPBD Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah saat dikonfirmasi Tribunjambi.com, Selasa (22/8/2023).
Menurut Bachyuni, laporan terakhir yang diterimanya sebanyak 16 ton garam sudah disemai di langit.
Satgas Pencegahan dan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi mengevaluasi setelah dilakukan modifikasi cuaca selama seminggu itu.
Baca juga: Kurangi Polusi dengan Modifikasi Cuaca, BRIN: Hujan Turun 19-21 Agustus di Wilayah Jabodetabek
Hasilnya masih ada bibit awan untuk dilakukan penyemaian terhadap hujan buatan.
"Gubernur Jambi kembali bersurat ke Kepala BNPB untuk meminta bantuan TMC yang diperkirakan masih ada bibit untuk bisa terjadi hujan," ujarnya.
Modifikasi cuaca ini terbagi dalam beberapa wilayah terutama di wilayah A dan B.
Ia mengatakan wilayah A di daerah yang rawan kebakaran khususnya ada gambut termasuk Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat.
Sedangkan, wilayah B dengan kandungan mineral termasuk Tebo dan Sarolangun.
"Dari seluruh daerah di Indonesia yang dianggap rawan, Provinsi Jambi masih tergolong terkecil kasus karhutla. Kita di Jambi baru ratusan hektar lahan yang terbakar, di provinsi lain sudah ribuan hekatre, jadi masih aman. Harapan saya kondisi ini bertahan sampai El Nino berakhir," ujarnya.
Modifikasi Cuaca di Wilayah Jabodetabek
Sementara itu untuk mengurangi polusi, Badan Riset dan Inonovasi Nasional (BRIN) menerapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) di wilayah Jabodetabek.
Diprediksi hujan turun di tanggal 19-21 Agustus di Jabodetabek meliputi wilayah Kabupaten Cianjur, Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.
Diharapkan angin akan membawa awan bergerak ke arah Jakarta.
Baca juga: Kemarau, Pemda dan TNI Diminta Berkoordinasi untuk Modifikasi Cuaca
Karena modifikasi cuaca tidak bisa menggeser awan, tetapi bisa memperluas area cakupan hujan.
Adapun posko TMC dipusatkan di Bandara Lanud Husein Sastranegara Bandung.
Dalam keterangan tertulisnya Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN, Budi Harsoyo mengatakan, kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca sudah pernah dilakukan oleh beberapa negara yaitu Cina, Korea Selatan, Thailand, dan India.
Sementara di Indonesia baru pertama kali dilaksanakan di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan dana siap pakai BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
Menurut dia, cara yang lebih efektif untuk mengurangi polutan di daerah tertentu memang dengan menjatuhkan atau mengguyurnya dengan air hujan.
"Penyemaian pada Sabtu (19/8/2023) dilaksanakan 1 sorti penerbangan penyemaian awan hampir selama 2 jam penebangan (14.15-16.00 WIB) dengan menaburkan garam semai sekitar 800 kg di atas ketinggian 9000-10.000 kaki," kata Budi dikutip Senin (21/8/2023).
Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani, mengatakan, pada hari Sabtu (19/8) daerah Bogor Barat, Bogor Selatan, Bojong Gede, Kemang, Tenjolaya, Dramaga, Ciomas, Tamansari, Cijeruk, l Cigombong, Cibungbulang, Pamijahan, Leuwiliang, Nanggung terjadi hujan.
Menurut Andri, peluang untuk melakukan TMC masih terbuka, hanya saja peluang tersebut cukup berat untuk dilakukan dengan melihat kondisi musim kemarau yang minim awan kumulus yang menjadi target untuk ditaburkan NaCl atau garam.
Dikatakan Andri, peluangnya untuk saat ini, apalagi dalam kondisi musim kemarau, cukup berat.
RH (Relatif Humidity) lapisan atas kering dan CAPE (convective available potential energy) rendah.
Dari hasil pemodelan atmosfer selama dua hari ke depan ada peluang hujan di Bogor dan Tangerang Selatan.
"Diharapkan angin akan membawa awan bergerak ke arah Jakarta. Karena modifikasi cuaca tidak bisa menggeser awan, tetapi bisa memperluas area cakupan hujan," papar Andri.
Sedangkan wilayah Jabar bagian Utara termasuk Indramayu, Kerawang, Kabupaten Bekasi potensi cuaca masih kering hingga 25 Agustus.
Langkah Teknologi Modifikasi Cuaca ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah dalam meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polusi di wilayah tersebut. (Tribunjambi.com/Musawira)
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul 16 Ton Garam Disemai untuk Hujan Buatan di Jambi, Kepala BPBD Sebut Masih Terdapat Bibit Awan