Tak jauh dari patung Soekarno berdiri, lima buah batu berukuran cukup besar di pasang mengelilingi Bung Karno di bagian bawahnya. Batu tersebut melambangkan lima sila pancasila.
"Lalu Romo Sindhunata bersama Mas Dunadi rerasan, ini kalau Ibu Megawati yang meresmikan sebagai presiden kelima sekaligus pembina BPIP itu mungkin atau tidak. Di situlah saya menyampaikan kepada Mas Hasto Kristiyanto dan terjadi lah acara hari ini," katanya.
Selain patung Soekarno, di Omah Petroek juga berdiri patung sejumlah tokoh. Seperti patung Driyarkara juga Gus Dur.
"Kita mencoba mengabadikan bahwa ini bagian dari tonggak sejarah perjalanan sebuah bangsa. Patung ini menjelaskan kepada kita bahwa Bung Karno hadir di sini. Bung Karno hadir di akar rumput. Sehingga saya meyakini kemudian anak-anak muda itu akan semakin tergugah untuk belajar dan di kami meyediakan kalau mereka menginginkan belajar yang seperti itu," jelas pria yang juga Caleg DPR RI dari PDIP ini.
Omah Petroek juga memiliki sejumlah koleksi buku tentang Bung Karno. Di sini juga menyediakan satu perpustakaan dimana pikiran-pikiran Bung Karno itu dianalisis oleh berbagai ahli, antara lain Romo Baker, Romo Driyarkara, jejak-jejak tulisannya semua ada di sini.
"Ajaran Bung Karno, pemikiran Bung Karno yang menjadi jiwa bangsa kita harus terus menerus dipertahankan," katanya.
Totok Hedi Santosa mengaku sangat bahagia mendapat kabar Megawati bersedia hadir di sini untuk meresmikannya.
Apalagi, Megawati nampak bahagia melihat ada masyarakat di pelosok desa di lereng gunung Merapi masih peduli dengan sejarah.
"Kami rasa tadi Ibu merasa betah berada di sini. Terbukti sampai satu setengah jam bercerita tentang sejarah dan banyak hal kepada kami. Kami lihat Ibu Megawati sempat menangis lalu tertawa senang. Bahkan Ibu juga menyampaikan keinginannya menginap di tempat yang sejuk ini," ungkap Totok Hedi Santosa.
Totok menambahkan, Megawati selalu mengingatkan agar tetap menjalankan ajaran Bung Karno di mana itu bersemai sebenarnya di bawah di rakyat bawah.
"Di sini tempat berinteraksi rakyat bawah bukan elit yang dalam arti tertentu elit politik misalnya tidak berinteraksi di sini. Tetapi itu masyarakat biasa, anak-anak muda kemudian juga seniman dan budayawan yang saya katakan tadi. Kami rasa saat ini Ibu benar-benar mau dan melaksanakan apa yang beliau katakan turun di bawah," katanya.
Oleh karena, dalam acara peresmian patung Soekarno ini, tidak diperbolehkan adanya unsur politik, atribut partai, ataupun kampanye capres.
Menurutnya, masyarakat sudah cerdas dalam menentukan pilihannya masing-masing tanpa terpengaruh isu politik di tingkat elite.
"Kami rasa rakyat sudah cerdas ya dalam menentukan pilihannya masing-masing. Walaupun ada isu politik partai A berkoalisi dengan partai B atau C dan sebagainya, di sini hanya membicarakan sosok Bung Karno yang memiliki sejarah istimewa di Yogyakarta," tegas Totok Hedi Santosa.
Baca juga: Megawati Usul KPK Dibubarkan, Anas Urbaningrum: Itu Canda Beliau