Dalam kondisi babak belur, korban sempat menanyakan kesalahannya terhadap pelaku.
Baca juga: Detik-detik Siswa MTs di Blitar Tewas Dianiaya Teman, Korban Merasa Tak Bersalah Tapi Tetap Dipukuli
Namun, pelaku meminta korban untuk tak banyak bicara, lalu kembali memukuli AJH.
"Korban sempat menjauh dari pelaku sambil bertanya 'salahku opo kok mbok antemi' (salah saya apa kok kamu pukuli)."
"Tapi pelaku menjawab 'gak usah kakean omong' (tidak usah banyak bicara) dan memukul korban lagi," urainya.
Diduga cedera tulang belakang
Akibat penganiayaan itu, korban jatuh telentang dan tak sadarkan diri.
Saat itu napas korban juga tersengal-sengal, pihak sekolah kemudian membawa korban ke rumah sakit.
Saat tiba di Rumah Sakit Umum (RSU) Al-Ittihad Srengat, korban dalam kondisi sudah tidak sadarkan diri.
Penanggung jawab IGD RSU Al-Ittihad Srengat, Denny Krisna mengatakan, saat dilakukan pemeriksaan, kondisi pasien sudah meninggal sesampainya di IGD.
Dari hasil pemeriksaan dokter IGD RSU Al-Ittihad diduga korban mengalami cedera pada tulang belakang atau di area belakang leher korban.
Cedera itu diduga menyebabkan saraf putus hingga korban meninggal dunia.
"Kalau secara signifikan kami tidak menemukan luka luar (pada tubuh korban). Dari kecurigaan kami karena tulang belakangnya tadi," jelas Denny.
Motif penganiayaan
Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar, Baharuddin mengatakan, penganiayaan itu terjadi secara spontan.
Dari penelusuran Kemenang, berdasarkan keterangan guru dan beberapa siswa, antara korban dan pelaku tidak ditemukan indikasi perselisihan maupun permusuhan sebelumnya.
"Hanya saja, sehari sebelum kejadian, pelaku di jam istirahat masuk di ruangan kelas korban, kemudian ditegur oleh korban."