Selama menginap di sana, Fatin melihat ada empat kuli bangunan yang dipekerjakan untuk merenovasi rumah kakaknya.
Ia menyebutkan, para tukang diperlakukan sangat layak mulai dibelikan makanan hingga minuman setiap harinya.
Menurutnya, motif pembunuhan perlu diselidiki lagi oleh kepolisian karena kakaknya sosok yang sopan dalam bertutur kata.
"Terus kok bisa dia (DF) bilang kakak saya negur dia kalau kerjaannya jelek. Saya enggak terima kakak saya dibilang gitu," ungkapnya, Sabtu (26/8/2023), dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Saksi Mata Pembunuhan di Tebet Dengar Ada Suara Tangisan hingga Sosok Misterius Tenteng Pisau
Selama menginap di rumah kakaknya, Fatin sempat mendengar suara langkah kaki manusia dari atap rumah.
Diduga korban sudah mendapat teror sebelum terjadi pembunuhan.
"Minggu pertama itu, saya lupa tanggalnya, kami waktu itu dengar suara langkah kaki di genteng."
"Saya nggak ngerti bahannya apa, kalau diinjak kaki itu kedengaran bunyi 'tek-tek'," jelasnya.
Ia kemudian membangunkan kakaknya dan memberi tahu ada suara langkah kaki.
Mendengar suara yang sama, Dian pura-pura batuk agar pelaku teror menganggap penghuni rumah masih bangun.
Keduanya mengambil senjata tajam untuk bersiaga jika suara tersebut merupakan pencuri.
"Kendati demikian suara itu telah hilang, kakak masih waswas dan mengambil pisau untuk jaga-jaga," sambungnya.
Baca juga: Teror Suara Langkah Kaki di Atas Genting Rumah 3 Minggu Sebelum Dosen UIN Surakarta Tewas Dibunuh
Pembunuhan Berencana
Sebelumnya, Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit menyatakan kasus pembunuhan terhadap Dian merupakan kasus pembunuhan berencana.