Para pelaku termasuk anak yang dijemput kemudian berencana berziarah ke lokasi pembuangan jasad korban.
Namun, sebelum sampai di lokasi, mereka mendapati jasad korban sudah ditemukan oleh masyarakat.
Mereka pun mengurungkan niatnya.
Setelah jasad korban ditemukan, SR merasa sudah tidak aman.
Ia kemudian meminta izin kepada anak-anaknya untuk melarikan diri.
SR kabur seorang diri lantaran beranggapan anaknya tidak akan ditangkap polisi.
Ia juga meminta kepada dua anaknya untuk tetap berada di rumah dan berjualan bakso seperti biasa.
"Jadi SR ini kabur menggunakan bus dengan tujuan ke Jawa, namun karena KTP-nya dirusak oleh dia sendiri, SR pun tidak bisa menyeberang ke Jawa, tinggal di tempat rekannya di Lampung. Nah di sanalah pelaku utama berhasil kami amankan."
"Untuk motif memang SR sakit hari karena korban selalu marah-marah bahkan tak segan-segan melakukan KDRT baik kepada dirinya maupun anaknya," jelasnya.
Sempat berniat racuni korban tapi gagal
Sebelum menghabisi korban dengan cara menganiaya, pelaku sempat melakukan percobaan pembunuhan dengan meracuni korban.
Bahkan, SR telah membeli racun seharga Rp 560.000 di toko online.
Baca juga: 5 Fakta Siswa SMP Bunuh Adik Kelas di Bengkalis: Korban Dilecehkan, Motif Nafsu dan Cinta Ditolak
SR kemudian menyuruh anak kandung korban mencampurkan racun tersebut ke dalam kopi dan memberikannya kepada K.
"Namun cara tersebut tidak berhasil. Percobaan pembunuhan itu dilakukan SR 10 hari sebelum kejadian pembunuhan sadis dilakukan," papar Dhovan.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunPekanbaru.com/Donny Kusuma Putra)