Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1909 di Kenya.
Sejak saat itu, virus ASF telah menyebar ke seluruh Afrika dan ke beberapa negara di Eropa, Asia, dan Amerika.
Penularan virus ASF dapat terjadi melalui kontak langsung antara babi yang terinfeksi dengan babi yang sehat, atau melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
Virus ASF juga dapat bertahan hidup dalam lingkungan selama beberapa bulan.
Virus ASF tidak berbahaya bagi manusia, tetapi dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi industri peternakan babi.
Artikel ini telah tayang di Tribungorontalo.com dengan judul BREAKING NEWS: Babi Hutan di Taman Nasional Gorontalo Terjangkit Virus ASF