Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Pihak IPA Semanggi akan melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo dan DLHK Provinsi terkait pencemaran Sungai Bengawan Solo yang masih terus terjadi meskipun sejauh ini belum berdampak serius kepada kehidupan warga.
Meski demikian, koordinasi tetap diperlukan untuk proses penanganan pencemaran itu.
Petugas operasional intake IPA Semanggi, Purnomo mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan DLH Kabupaten Sukoharjo dengan DLHK Provinsi untuk penanganan limbah ini.
"Dampak tidak ada untuk masyarakat sekitar," imbuhnya.
Adapun DLH Kota Solo mencatat pencemaran Sungai Bengawan Solo meningkat, termasuk saat musim kemarau seperti saat ini.
Baca juga: Cegah Kerusakan Lingkungan, Industri Penghasil Limbah Wajib Kelola Limbahnya
Berdasarkan pemantauan Stasiun KLHK 60 Rusunawa Jurug Jebres, pencemaran di Sungai Bengawan Solo meningkat hingga 7,71.
Pencemaran didominasi amonia dengan kategori cemar berat di angka 10,68.
Kabid Penataan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan DLH Solo, Budiyono menjelaskan, kemarau panjang menjadi faktor dominan peningkatan pencemaran.
Aliran air yang berkurang menyebabkan konsentrasi pencemaran meningkat.
"Kalau dikatakan peningkatan kalau sebetulnya peningkatan pembuangan saya kira gimana ya. Debit aliran yang berkurang konsentrasi pencemaran tinggi," terangnya saat dihubungi Jumat (22/9/2023).
Salah satu yang menjadi penyebab pencemaran yakni industri etanol di Bekonang, Sukoharjo.
Tiap tahun saat musim kemarau pencemaran dari industri ini menjadi masalah yang kerap muncul.
"Kaitan dengan pencemaran limbah ciu itu limbah dari Bekonang Sukoharjo. Sudah dari dulu lagu lama itu," terangnya.