Pony lahir sekitar 1996 di hutan Kalimantan.
Ia kemudian ditangkap oleh manusia dan dijadikan budak nafsu di Desa Karen Pangi, Kalimantan Tengah.
Pony baru ditemukan tim Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pada 2003 dalam keadaan mengenaskan.
Rambut di seluruh tubuh Pony dicukur habis sehingga membuat kulitnya banyak digigit nyamuk.
Untuk mengusir rasa gatal, Pony berusaha menggaruk kulitnya, tapi menimbulkan infeksi.
Sebelum diselamatkan, Pony dijadikan pekerja prostitusi di sebuah rumah.
Ia berbaring di kasur dalam sebuah ruangan gelap dengan tangan terantai ke dinding.
Pelaku yang mempekerjakan Pony memasang tarif Rp38 ribu untuk sekali berhubungan dengan orangutan tersebut.
Tak hanya itu, Pony juga dipakaikan perhiasan, rias wajah, dan parfum.
Dia bahkan diajari melakukan tindakan erotis sesuai permintaan pelanggannya.
Sebagai pekerja pelayan nafsu, Pony seakan mengetahui apa yang ia lakukan.
Pony bahkan mengetahui untuk menggerakkan pinggulnya seperti menggoda ke arah seorang pria yang mengunjunginya di kamar.
Pony akhirnya berhasil dibawa ke tempat rehabilitasi pada 13 Februari 2003.
Butuh 35 perwira militer bersenjata untuk menyelamatkannya.