Meski begitu, orang-orang yang memanfaatkan Pony dalam bisnis prostitusi sempat melakukan penolakan karena menganggapnya sebagai sumber uang.
Tim rehabilitasi pun berusaha mencegah protes dan balas dendam dari penduduk desa tempat tinggal Pony.
Karena itu, orang yang mempekerjakan Pony sempat diizinkan mengunjunginya setiap bulan.
Namun, Pony selalu berteriak dan buang air besar setiap melihat mantan tuannya itu.
Akhirnya, kunjungan tersebut dihentikan dan keamanan terhadap Pony ditingkatkan.
Dilakukan Rehabilitasi
Setelah diselamatkan, Pony menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalteng bersama Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
Dikutip dari situs resminya, Pony kemudian ditempatkan di Sekolah Hutan saat berusia 7 tahun.
Di sana, ia menjalani rehabilitasi dan bimbingan yang dibutuhkan untuk kembali dilepasliarkan ke habitatnya.
Pony sempat menjalani pra-pelepasliaran di Pulau Bangamat, Palangka Raya, Kalteng pada 2005.
Ini dilakukan untuk mempersiapkannya kembali ke habitat asli.
Namun, upaya tersebut gagal karena Pony kesulitan mencari makan sendiri dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
Baca juga: Empat Individu Orangutan Dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Kalbar
Pada Juli 2010, Pony kembali ke pusat rehabilitasi.
Ia sempat sekali lagi dilepaskan ke Pulau Kaja, Kalteng.
Sayangnya, ia justru mengalami malnutrisi dan kondisi kesehatan menurun.
Akhirnya, Pony dikembalikan ke pusat rehabilitasi pada Agustus 2014 hingga sekarang.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Kondisi Pony Sekarang, Orangutan yang Dijadikan Budak Nafsu dengan Bayaran Rp38 Ribu di Kalimantan,