TRIBUNNEWS.COM - Warga Kota Jambi mulai terdampak asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Bahkan, kualitas udara di Kota Jambi sudah masuk ke dalam kategori tidak sehat.
Udara yang tak sehat tersebut membuat banyak warga menderita infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.
Hal tersebut diungkapkan oleh Hendra Saputra, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Kominfo Kota Jambi.
Ia mengatakan, kasus ISPA di Kota Jambi sangat tinggi.
"Kasus ISPA sangat tinggi. Setiap orang berobat ke fasilitas layanan kesehatan dicatat," ujarnya seperti yang diwartakan Kompas.com.
Baca juga: Kasus ISPA di Cilegon Dinilai Bukan Imbas Polutan PLTU Suralaya, tapi Perubahan Cuaca
Kualitas udara, kata Hendra pun sudah dalam kategori tak sehat.
Hal tersebut diperburuk dari adanya kabut asap dari Karhutla yang terjadi di Sumatera Selatan.
Terlebih, di Jambi sendiri Karhutla masih terjadi.
Sitap hari pada September 2023, jumlah warga yang terserang ISPA mencapai 8.152.
Sedangkan dari data Dinas Kesehatan Kota Jambi, dalam dua bulan terakhir, pada Juli tercatat 5.310 kasus, sedangkan Agustus melonjak menjadi 5.477 kasus.
Selama tiga bulan ini, kasus ISPA di Kota Jambi capai 18 ribu lebih orang yang terserang.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi, Ibnu Sulistyono mengatakan, hujan diprakirakan baru akan turun pada awal November.
Hal tersebut dikhawatirkan menambah daftar panjang Karhutla yang terjadi.