Kala itu, sang mahasiswi tak ada respon namun masih hidup.
Spontan saja, saksi meminta bantuan kepada saksi lain yang bernama Sugeng.
Sugeng adalah cleaning service di gedung tersebut.
Keduanya coba memindahkan korban diatas meja ruang belajar bersama lantai dasar gedung.
Baca juga: Mahasiswi Tewas Jatuh dari Lantai 4 Gedung di Bantul, Tanggapan Kampus dan 2 Fakta Sebelum Kejadian
Dilanjutkan dengan, petugas keamanan gedung yang diketahui bernama Irwan menelpon petugas medis.
Harapannya datang membawa ambulance.
Namun karena tidak kunjung datang bantuan medis, para saksi berinisiatif membawa korban ke Rumah Sakit dengan menggunakan mobil milik saksi Talkis.
Setibanya di RS PKU Gamping, saat dilakukan pemeriksaan denyut nadi masih ada.
Tapi kondisi itu tak bertahan lama, lebih kurang 10 menit kemudian korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
Keterangan Pihak Kampus
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMY Faris Al-Fadhat mengungkapkan bahwa SM memiliki riwayat gangguan mental, yang diduga menjadi pemicu untuk mengakhiri hidupnya.
"Almarhumah memiliki riwayat psikiater sebelum masuk UMY dan di UMY juga sudah kami tangani melalui psikolog kami. Jadi sebelumnya yang bersangkutan memiliki riwayat gangguan mental," jelasnya.
Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengungkapkan, korban diduga nekat mengakhiri hidup lantaran depresi setelah pada malam hari sebelum kejadian sempat meminum obat langsung 20 biji.
"Ditemukan bekas bungkus di kamar dan keterangan saksi, dan teriak menangis histeris," kata Iptu I Nengah Jeffry.
"Sempat ditolong dibawa ke rumah sakit untuk bantuan medis dan obat berhasil dimuntahkan, dan dari voice note yang dikirim korban berkeinginan mengakhiri hidup," lanjutnya.