Proses pemadaman membutuhkan waktu sekitar 40 menit.
"Dugaan awal penyebab kebakaran karena gesekan ranting kering ditambah kencangnya angin. Sehingga api dengan cepat membesar dan merambat, serta membakar pepohonan yang ada di lahan milik Nyoman Suarsana. Akibat kejadian ini total lahan seluas 4 are terbakar," ungkapnya.
Kompol Ruli mengatakan, mengacu pada prakiraan cuaca dari BMKG Wilayah III Denpasar yang mana pada Oktober 2023, diprediksi sebagai puncak musim kemarau bahkan melebihi musim kemarau tahun lalu.
Terlebih diketahui, terhitung sejak September 2023 setidaknya telah terjadi empat kali musibah kebakaran hutan di wilayah Kintamani.
Oleh sebab itu Kapolsek menilai perlu perhatian khusus dari Pemkab Bangli hingga ke Pemerintah Desa, serta pihak terkait lainnya untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan terulang kembali.
"Diperlukan pula mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan yang efektif dengan menyiagakan alat, perangkat, serta personel guna penanganan yang cepat. Sehingga dapat mengurangi potensi Karhutla yang mungkin terjadi," tandasnya. (mer/zae)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Kebakaran Lahan di Kintamani, BMKG Perkirakan Musim Hujan di Bali Mulai November