Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, SUBANG - Penyebab kematian Muhamad Rauf (13) yang jasadnya ditemukan di Sungai Bugis, Desa Sukatani, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat akhirnya terkuak.
Remaja berusia 13 tahun ini ternyata dibunuh oleh ibu kandungnya sendiri, N (40).
Rauf dianiaya oleh ibunya di rumah kakek korban.
Kasus pembunuhan ini terungkap setelah kepolisian melakukan penyelidikan mendalam pasca penemuan jasad Rauf.
Baca juga: HEBOH Penemuan Mayat Remaja di Indramayu dengan Tangan Terikat, Korban Pembunuhan?
Mengutip Tribun Jabar, berikut kronologis penemuan jasad Rauf hingga terbongkarnya kasus pembunuhan ini.
Kasus pembunuhan ini bermula saat M Rouf (13) warga Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang ditemukan tak bernyawa, Rabu (4/10/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat jasadnya ditemukan di Sungai Bugis, Desa Sukatani, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kondisi tangan korban terikat.
Selain itu terdapat luka seperti bacokan di bagian belakang kepala.
Polres Indramayu akhirnya berkoordinasi dengan Polres Subang dan Polda Jabar untuk mengungkap kasus pembunuhan ini.
Setelah melakukan olah TKP dan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, polisi akhirnya berhasil mengamankan ibu kandung Rauf berinisial N (40), W (paman Rauf), kakek Rauf, dan tetangga pemilik motor.
Diketahui motor tersebut dipinjam oleh pelaku untuk membawa Rauf dibuang ke sungai di Daerah Bugis Anjatan Indramayu.
Baca juga: Terapis Pijat di Medan Tewas Tanpa Busana, Pelaku S Ditembak Polisi, Motif Pembunuhan Masih Didalami
Pengakuan Ibu Korban, Mulut Rauf Disumpel Boneka
Penyidik dari Unit PPA Polda Jabar kemudian melakukan interograsi terhadap ibu Kandung Rauf, yakni N (40).
Interogasi dilakukan lewat video call lantaran N berada di Mapolres Indramayu, Kamis (5/10/2023).
Dalam interogasi itu N mengaku menganiaya anaknya Rauf karena kesal terbawa emosi.
Korban diketahui ingin memiliki ponsel.
Dia juga disebut beberapa kali mencuri ponsel ibunya, namun ponsel tersebut sudah dikembalikan lagi.
N juga mengaku menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri di dalam rumah kakek korban.
"Rauf saya sumpel mulutnya dengan boneka kecil milik adiknya, kemudian tangan Rauf diikat, kepalanya dibenturkan ke dinding dan kusen, serta dipukul kepalanya menggunakan tongkat kayu (alat bantu kakeknya untuk berjalan), pipa paralon, dan sebilah bambu pagar," kata N.
Setelah korban Rauf tak berdaya, ibu korban menyeret Rauf ke belakang rumah menyusuri kebun.
"Setelah disiksa di dalam rumah kakeknya atau TKP, korban diseret ke lewat belakang rumah menyusuri kebun," ungkapnya.
Baca juga: Ibu di Medan jadi Tersangka Pembunuhan, Diduga Sengaja Tinggalkan Bayi di Dalam Baskom
"Sebelum akhirnya ada seseorang datang bawa motor untuk membawa Rauf yang akan dibuang ke Sungai Bugis di Anjatan Indramayu," imbuhnya.
N juga mengakui saat akan dibuang ke sungai, Rauf dalam kondisi masih hidup.
"Masih hidup saat diseret lewat belakang rumah sebelum dibawa pakai motor dan dibuang ke Sungai Bugis Anjatan," ujarnya.
N, W (paman Rauf), kakek Rauf, dan tetangga pemilik motor yang dipinjam oleh pelaku untuk membawa Rauf dibuang ke sungai di Daerah Bugis Anjatan Indramayu, langsung dijemput polisi.
Setelah unit PPA Polda Jabar menginterogasi N, saat ini pihak INAFIS Polda Jabar sedang melakukan olah TKP.
Dalam olah TKP, tim Inafis Polda Jabar menemukan sejumlah bercak darah di beberapa titik di antaranya di ruang tamu, pipa paralon, tongkat kayu, kusen, besi rel kereta berukuran panjang 20cm.
Juga di gergaji kayu, sebilah kayu patah dua yang diduga dipukulkan ke korban, pecahan genting, dan satu bata merah, dinding, baju perempuan berwarna ungu, serta sejumlah bercak darah halaman belakang rumah menuju kebun dan sejumlah titik lainnya yang total semuanya ada 37 titik bercak darah di TKP.
Sumber: (Tribunjabar.id/Ahya Nurdin)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul TERUNGKAP Rauf Dihabisi Pakai Benda yang Biasa Digunakan Kakeknya Berjalan, Pamannya Sudah Diborgol