Ternyata, korban masih hidup saat hendak dibuang.
"Masih hidup saat diseret lewat belakang rumah sebelum dibawa pakai motor dan dibuang ke Sungai Bugis, Anjatan," ungkap Nurhani.
Baca juga: Ayah dan Anak di Probolinggo Kerja Sama Bunuh Ibunya dengan Celurit yang Telah Diasah
Banyak Bercak Darah di Rumah Kakek Korban
Tim Inafis Polda Jabar yang melakukan olah tempat kejadian perkara di kediaman kakek korban menemukan sejumlah bercak darah di ruang tamu.
"Bercak darah itu ditemukan di beberapa barang," kata Bhabinkamtibmas Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Aipda Ridwan, Kamis, dilansir TribunJabar.id.
Bercak darah juga terlihat di pipa paralon, tongkat kayu, kusen, besi rel kereta berukuran panjang 20 sentimeter, dan gergaji kayu.
Darah juga terlihat pada sebilah kayu yang patah menjadi dua, pecahan genting, batu bata, dan dinding rumah.
Kemudian di halaman belakang rumah menuju kebun dan sejumlah titik lainnya.
Total semuanya ada 37 titik bercak darah di lokasi kejadian.
"Polisi dari Polres Indramayu mendatangi rumah kakek Rauf dan mengamankan ibu korban, paman, dan kakek korban," terang Ridwan.
Sebagai informasi, ayah dan ibu korban telah bercerai. Selama ini, MR tinggal bersama ibunya.
Ayah korban, Dirno mengaku tak menyangka anaknya tewas di tangan ibu kandungnya.
Ia mengaku sudah lama tak berkomunikasi dengan MR.
"Saya sudah setahun lebih tak berkomunikasi dan belum pernah ketemu lagi sama anaknya, karena tinggal sama ibunya setelah cerai dengan saya," ungkap Dirno.
Dirno mengaku sudah ikhlas atas kematian anaknya, namun ia meminta kepada kepolisian agar mengusut tuntas kasus ini.
"Saya ikhlas dan minta polisi usut tuntas serta tangkap pelakunya," tambahnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Ahya Nurdin)