Dijelaskan Reza, dari sisi psikologi forensik, dalam setting interogasi, informasi yang berkualitas harus lengkap dan akurat.
Kemampuan polisi secara global dalam mengungkap kasus pembunuhan memang mengalami penurunan.
Padahal teknologi investigasi semakin canggih.
"Sementara, dalam kasus ini, sepertinya para pelaku bukan sindikat kriminal. Bahkan, terungkapnya kasus ini bukan dicapai oleh proses investigasi kepolisian, melainkan berkat "kebaikan" pelaku," ujar Reza.
"Jadi, kita mau bilang apa? Pelaku memang cerdas, atau pada dasarnya kemampuan investigasi polisi yang perlu di-upgrade?" tanya dia.
Bukti Percikan Darah
Sementara itu penetapan tersangka Yosep diperkuat dengan bukti percikan darah yang menempel pada baju yang dikenakannya.
Direktur Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Surawan menyebut bahwa percikan darah tersebut identik dengan darah korban Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23).
Baca juga: Misteri Tewasnya Ibu dan Anak di Bagasi Alphard Subang Terkuak dari Pengakuan Terbaru Danu ke Polisi
Kombes Pol Surawan menyebut bahwa percikan darah di baju Yosep ini telah ditemukan pada saat Yosep melaporkan peristiwa itu ke Polsek setempat.
"Itu sudah dari awal kejadian (ditemukannya), pada saat yang bersangkutan datang ke polsek (2021)," kata Surawan yang dihubungi, Kamis (19/10/2023).
Penyidik kemudian melakukan uji DNA percikan darah tersebut yang ternyata identik dengan darah para korban.
"DNA-nya identik dengan darah para korban," tuturnya.
Sejak itu, penyidik intens melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang melihat tersangka di tempat kejadian perkara (TKP).
Analisa kamera pengawas atau closed circuit television dan bukti lainnya dilakukan untuk memperkuat penyelidikan.
Kapan Polisi Temukan Percikan Darah?
Sementara itu terkait ditemukannya percikan darah korban di baju salah satu tersangka, hal itu juga menjadi pertanyaan Reza.