TRIBUNNEWS.COM - Insiden jembatan kaca pecah di wisata The Geong, kompleks Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mencuri perhatian publik.
Sejumlah fakta terungkap di balik insiden jembatan kaca pecah yang menewaskan satu orang wisatawan itu.
Dikutip dari TribunJateng.com, Kamis (26/10/2023), jembatan kaca di The Geong tergolong wahana baru.
Jembatan kaca dibuka untuk umum pada bulan April 2023 lalu atau saat Idul Fitri 1444 H.
Jembatan kaca diketahui memiliki ketinggian 15 meter dari permukaan tanah, sedangkan panjang total keseluruhan mencapai 75 meter.
Ada patung tangan raksasa berwarna emas yang menopang jembatan kaca berbentuk T.
Baca juga: Detik-detik Jembatan Kaca Pecah di Limpakuwus Banyumas, Wisatawan Jatuh saat Selfie, 1 Orang Tewas
Untuk urusan kaca, pengelola menggunakan jenis tempered dengan ketebalan 1 centimeter dan memiliki ukuran 122,4 cm.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati sensasi melintas atau berfoto di atas jembatan kaca ditarik biaya Rp 10.000 per orang.
Informasi tambahan, jembatan kaca di The Geong memiliki spesifikasi yang sama dengan jembatan kaca di Baturraden.
Karyawan wahana jembatan kaca, Angga (30) menjelaskan, sebelum insiden dirinya sempat mengecek kondisi wahana.
Ia bersaksi kondisi jembatan kaca dalam keadaan baik.
"Enggak ada keretakan sama sekali, karena setiap hari kami sapu dan pel kacanya, sekalian dicek," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Angga melanjutkan, meskipun diberi tugas menjaga, ia tidak mengetahui kapasitas kekuatan jembatan.
Ia tidak tahu berapa orang yang mampu ditahan jembatan kaca dalam satu waktu.
"Saya tidak tahu persis kapasitasnya berapa dan yang jaga dua orang," imbuh Angga.
Meskipun demikan, Angga menegaskan, pengelola The Geong siap bertanggungjawab.
Dirinya juga sudah diminta atasan untuk menutup wahana jembatan kaca sementara.
"Dari bos suruh ditutup dulu nunggu perkembangan. Tapi kami selaku pihak wisata ini bertanggung jawab sepenuhnya," tandas Angga.
Penyebab pecah masih misteri
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas sudah turun tangan melakukan pengecekan terhadap jembatan kaca yang pecah.
Petugas DPU Bidang Penataan Bangunan, Imam Wibowo mengaku belum bisa memastikan penyebab insiden.
"Penyebabnya sendiri belum tahu tapi kaca yang pecah adalah satu lempeng ukuran kaca 122,4 cm," katanya, dikutip dari TribunJateng.com.
Imam menambahkan, pihaknya akan melakukan pendalaman termasuk meminta keterangan pengelola.
DPU belum mengetahui batas maksimal berapa orang yang diperolehkan berada di atas jembatan kaca.
"Kita akan ukur ketebalan secara detail dan tiap kaca beda perlakuan sendiri apakah pecahnya jadi serpihan atau lempengan," tegas Imam.
Sementara itu, Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu menyebut polisi telah menutup wahana ini dengan memasang garis polisi.
Olah tempat kejadian perkara (TKP) juga dilakukan guna memastikan kelayakan jembatan kaca.
"Apakah dilihat dari kajian ini jembatan layak atau tidak," kata Edy.
Viral di media sosial
Detik-detik kejadian jembatan kaca pecah di Banyumas sempat terekam kamera warga.
Kejadian bermula saat 11 wisatawan sedang berada di atas jembatan kaca pada Rabu (25/10/2023) sekira pukul 10.00 WIB.
Mereka terbagi menjadi dua kelompok masing-masing terdiri dari 7 orang dan 4 orang.
Wisatawan berjumlah 4 orang itu melakukan selfie di atas jembatan.
Posisi mereka berada di dekat patung berbentuk tangan yang mencengkram.
Saat asyik selfie, tiba-tiba satu sisi kaca di jembatan pecah dan membuat 4 orang terjatuh.
Ada 2 orang wisatawan berpegangan di kerangka jembatan, sementara 2 lainnya langsung terjatuh ke tanah.
Pengunjung yang melihat insiden ini menolong korban yang tergantung di rangka jembatan.
Dilaporkan korban berinisial F (49) tewas, sedangkan A (41) kritis.
Keduanya merupakan wisatawan asal Cilacap, Jawa Tengah.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJateng.com/Permata Putra Sejati)(Kompas.com)