News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerap Alami Bencana Kelaparan, Menko PMK Beberkan Dampak Cuaca Ekstrem untuk Pertanian di Papua

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memimpin rapat tingkat Menteri di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (9/8/2023). Dalam rapat tingkat menteri itu membahas penanganan dampak bencana kekeringan dan kelaparan dengan cara membangun lumbung pangan untuk mengatasi bencana kekeringan dan kelaparan paling lambat dikerjakan bulan depan di Papua Tengah. Warta Kota/YULIANTO

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjelaskan penyebab terjadinya cuaca ekstrem pada beberapa wilayah di Papua.

Cuaca ekstrem di Papua kerap menjadi penyebab bencana kelaparan di wilayah Papua.

Wilayah di pegunungan tengah dan pegunungan puncak Papua, kata Muhadjir, berada di atas ketinggian sampai 4.000 meter permukaan laut sehingga udaranya sangat tipis.

Selain itu, akibat pemanasan global, salju  di atas gunung Jaya Wijaya menjadi sering meleleh.

"Meleleh kemudian membikin embun. embun salju inilah yang sering kemudian punya dampak buruk terhadap hasil pertanian menjadi busuk," ungkap Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (31/10/2023).

Baca juga: Prabowo Sebut Papua Masuk Proyeksi Dibuatkannya Sumur Air Bersih: Sebenarnya Air di sana Banyak

Dirinya mengungkapkan masyarakat di Papua mengonsumsi umbi-umbian. Sementara cuaca ekstrem membuat umbi-umbian tersebut tidak dapat dikonsumsi masyarakat.

Pangan yang membusuk tersebut, kata Muhadjir, membuat tidak dapat dikonsumsi oleh masyarakat.

"Kalau sudah busuk itu kemudian mereka tidak punya sumber makan lagi karena mereka sangat tergantung kepada makanan pokok umbian ini," kata Muhadjir.

Saat ini, kata Muhadjir, Pemerintah berupaya memperkenalkan jenis pangan lain.

Namun masih dilakukan kajian kecocokan varietas pangan lain dengan kondisi cuaca di Papua.

"Sementara kalau kita mau introduksi tanaman lain misalnya padi dan seterusnya, harus kita cek cuacanya. Mungkin enggak di sana untuk ditanam gitu," ucap Muhadjir.

"Kemudian kalau sagu, di tempat itu enggak bisa tumbuh sagu itu. Karena daerah kering, kering tapi dingin," tambah Muhadjir.

Seperti diketahui, bencana kelaparan terjadi di Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, yang telah menyebabkan 23 orang meninggal dunia.

Sebelumnya, bencana kelaparan sempat terjadi di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini