"Sebelum itu (jatuh dijegal) sering di olok-olok ‘anak mamah', sok kegantengan’ kaya gitu, karena anak saya sering maju kalau di kelas jadi ya menjatuhkan mental," kata Diana, Selasa (31/10/2023), dikutip dari TribunJakarta.
Selama ini, Diana mengatakan FAA tak pernah menceritakan kejadian yang dialaminya kepadanya.
Usai mendengar pengakuan dari sang anak, Diana lantas menanyakan hal tersebut ke wali kelasnya.
Namun, dikatakan Diana, guru FAA tak bisa berbuat banyak.
"Saya sempet bilang ke wali kelasnya yang terjadi sama anak didiknya, tapi (dia bilang) itu bukan kuasa saya," terang Diana.
Pihak Sekolah Beri Bantahan
Terkait kasus yang kini tengah menjadi perbincangan ini, sekolah FAA membantah ada siswanya yang menjadi korban perundungan hingga menyebabkan kakinya diamputasi.
Wakil Kepala Sekolah di SDN tempat FAA menimba ilmu, Sukaemah, menyebut tudingan tersebut sudah terlalu jauh.
Ia menyebut kejadian tersebut bagian dari candaan para pelajar.
"Tadi kami sudah berklasifikasi, kami tidak ada perundungan sama sekali dan prosesnya sudah ke hukum, jadi kami sedang menunggu proses hukum," kata Sukaemah, Selasa, dikutip dari TribunJakarta.
"Mereka bercanda, bercanda, main terus jajan, jadi kalau untuk perundungan kayanya terlalu jauh," sambungnya.
Ia pun mengatakan FAA sosok anak yang cerdas, sehingga tak mungkin muridnya tersebut mendapat tindakan bullying dari siswa lainnya.
Meski begitu, pihaknya tetap memenuhi hal belajar FAA sampai dinyatakan lulus SD dan lanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sebab, diketahui usai kaki FAA sakit, siswa berusia 12 tahun itu sudah tak lagi bisa bersekolah.
"Ujian kami ke rumahnya, masuk SMP juga lewat kita jadi semua kita fasilitasi, sampai dia masuk SMP 4 kita dampingi," terangnya
Tidak hanya itu, Sukaemah juga menghormati proses hukum yang telah dilayangkan orang tua FAA ke Polres Metro Bekasi terkait dugaan bullying.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)