Laporan Wartawan Tribunnews.com, Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Suara merdu mengalun dari ruang resonansi di bawah bilah-bilah kayu yang tersusun rapi di atas kotak berukir.
Adalah alunan khas gambang, satu di antara instrumen gamelan Jawa dengan pakem slendro pelog.
Ukiran naga di sudut gambang dipoles dengan tinta warna emas, menambah kesan magis.
Ukiran-ukiran emas juga turut menghiasi instrumen gamelan lainnya.
Di sudut berbeda tampak sekitar tujuh perajin gamelan, luwes menggerakkan ujung kuas bertinta emas pada karya seni yang tengah mereka garap.
Nyaring celoteh mereka sembari berproduksi, saling berbalas lawakan satu sama lain hingga membuat suasana workshop siang itu terasa santai dan hangat.
Memang sejauh mata memandang, terhampar aneka alat musik gamelan, di sebuah workshop kreatif rumahan di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (21/10/2023).
Selain gambang ada juga bonang barung, rebab, kethuk kempyang, slenthem, gong laras nem, bonang penerus, gender, demung, saron hingga lainnya.
Anak Muda yang Berani Berkarya dan Buka Usaha Produksi Gamelan
Alat musik gamelan itu merupakan hasil produksi kreatif dari tangan dingin seorang perajin muda bernama Lilik Dwi Fajar Riyanto.
Usianya masih tergolong muda, 32 tahun, namun telah berpengalaman dalam seluk-beluk usaha produksi gamelan tradisional Jawa.
Baca juga: Astra dan Kompas Gramedia Berkolaborasi Gelar Pameran Seni Rupa Bertajuk Indonesian Dream
Gamelan-gamelan itu didatangkan setengah jadi dari perajin gamelan di Kecamatan Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Lantas di workshop milik pria yang karib disapa Fajar itu kemudian diramu menjadi gamelan jadi, siap dijual dan dimainkan.