TRIBUNNEWS.COM - Pemadaman listrik bergilir yang terjadi selama sebulan terakhir di wilayah kota Makassar, Sulawesi Selatan, menuai keluhan warga.
Keluhan warga menyasar pada tarif tagihan listrik yang meningkat padahal pemadaman listrik kerap terjadi di Makassar.
Satu di antara warga yang merasakan adalah Amri (35).
Warga yang tinggal di Kecamatan Manggala, Kota Makassar itu, mengeluhkan tagihan yang naik hingga mencapai 15 persen.
Padahal saat ini PLN UID wilayah Sulselrabar (Sulawesi selatan, tenggara, dan barat) menerapkan pemadaman listrik berdurasi sampai empat jam per hari.
Baca juga: Viral Video Perawat Ejek Pasien, Keluarga Temukan di Ponsel Korban setelah Sadar dari Koma 18 Hari
"Ini naik tagihan listrik sekitar 10 sampai 15 persen. Karena biasa itu tiap bulan saya bayar Rp220.000, tapi bulan ini saya bayar Rp260.000 lebih." ujar Amri.
"Padahal satu bulan terakhir hampir setiap hari mati lampu sekitar tiga jam sampai empat jam," lanjutnya, Rabu (8/11/2023), dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Amri mengaku belum pernah menerima kompensasi selama pemadaman listrik bergilir diterapkan.
"Tidak ada kompensasi langsung, maksudnya pemotongan langsung dari PLN. Malahan naik tagihan. Kalau kita pikir tiga sampai empat jam tiap hari mati lampu itu lumayan hemat tapi ini malah naik tagihannya," keluh Amri.
Wali Kota Makassar marah
Sebelumnya, Wali Kota Makassar Danny Pomanto sempat mengancam akan menggugat PT PLN akibat pemadaman bergilir.
Pasalnya, selain merugikan para pelaku UMKM, banyak kebakaran terjadi yang disebabkan pemadaman bergilir.
Usai pertemuan, Danny Pomanto mengatakan ada beberapa poin yang dibahas bersama pihak PT PLN.
Danny menyampaikan, sudah terlalu banyak korban jiwa, baik yang akibat langsung maupun tidak langsung karena listrik.
Begitu pun dengan barang-barang elektronik.
Baca juga: Viral Video Pria di Tapanuli Tumpuk Uang Ratusan Juta di Jalan, Sudah Diserahkan ke Pihak Keluarga