Sebelumnya, Made Edi Suartana yang merupakan kerabat korban dari Buleleng dan tinggal di Amerika menuturkan, Kadek Roi ditemukan tak bernyawa di hotel oleh temannya.
Kadek Roi disebut baru lima hari sampai di Amerika dan baru sempat kerja tiga hari menjadi cook.
"Almarhum berangkat dari Bali pada 30 Oktober dan tiba di USA tanggal 31 Oktober 2023. Baru kerja tiga hari dan tanggal 5 November ditemukan meninggal dunia," katanya saat dihubungi Sabtu, 11 November 2023.
Edi menuturkan, Roi berangkat dengan menggunakan J1 visa dan mengikuti intership program di Thompson hotel Nashvile sebagai cook.
Program J1 ini seharusnya ia ikuti untuk 1 tahun namun almarhum hanya sempat bekerja 3 hari.
"Roi yang masih muda, usia 20 tahun nekat ke Amerika meskipun biaya program hampir 200 jutaan dengan harapan untuk mengubah hidup dan membantu keluarga," katanya.
Edi menambahkan, almarhum terakhir kali dilihat oleh temannya pada malam sebelum ditemukan meninggal.
Baca juga: Bakamla Bersama Kodim dan BAIS TNI Amankan 8 PMI Ilegal yang Hendak Pulang Lewat Pelabuhan di Dumai
Keesokan harinya, Kadek Roi seharusnya ada jadwal kerja, namun tak bekerja.
Kemudian oleh temannya Roi dicari ke hotel dan karena hotel dalam kondisi terkunci, lalu dibuka dengan kunci master.
Saat pintu dibuka, Roi ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Teman almarhum kemudian menelepon polisi dan pihak kepolisian menelepon keluarga berdasarkan kontak yang tertera di paspor.
"Dan yang menerima telepon itu adalah bapaknya. Awalnya dikira penipuan, dan karena sepupu saya menikah dengan sepupu Kadek Roi, saya yang ditelepon diminta memastikan," katanya.
Edi pun merasa kaget saat ditelepon karena baru tahu jika ada orang Bali juga yang bekerja di lokasi yang sama.
Ia pun kemudian menghubungi nomor polisi yang menghubungi ayah almarhum.
Baca juga: Pak RT Tak Menyangka Salah Satu Rumah Jadi Penampung PMI Ilegal: Kalau Tahu dari Dulu, Saya Gerebek